Terupdate

Minggu, 27 Desember 2015

Kehamilan ektopik



 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris ectopic  dengan akar kata dari bahasa Yunani, topos  yang berarti tempat. Jadi istilah  ektopik  dapat diartikan “berada di luar tempat yang semestinya”. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut kehamilan ektopik terganggu.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus, tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba,jarang terjadi implantasi pada ovarium,rongga perut,kanalis servikalis uteri,tanduk uterus yang rudimenter dan divertikel pada uterus (Sarwono Prawiroharjho, 2005)

Insiden Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20 – 40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun. Namun, frekuensi kehamilan ektopik yang sebenarnya sukar ditentukan. Gejala kehamilan ektopik terganggu yang dini tidak selalu jelas.

B.     Rumusan Masalah
1.      Dapat menjelaskan pengertian dari Kehamilan Ektopik Terganggu
2.      Dapat menjelaskan macam-macam kehamilan ektopik terganggu, etiologi ,patofisiologi, manifestasi klinis, tanda dan gejala,penatalaksanaan,komplikasi serta pemeriksaan diagnostic
3.      Dapat menjelaskan konsep keperawatan dari Kehamilan Ektopik Terganggu


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Konsep Medis
1.      Pengertian
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris ectopic  dengan akar kata dari bahasa Yunani, topos  yang berarti tempat. Jadi istilah  ektopik  dapat diartikan “berada di luar tempat yang semestinya”. Apabila pada kehamilan ektopik terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut kehamilan ektopik terganggu.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus, tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba,jarang terjadi implantasi pada ovarium,rongga perut,kanalis servikalis uteri,tanduk uterus yang rudimenter dan divertikel pada uterus (Sarwono Prawiroharjho, 2005)
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium kavum uteri (Kapita Selekta Kedokteran, 2001)
Kehamilan ektopik adalah setiap implantasi yang telah di buahi di luar cavum uterus. Implantasi dapat terjadi di tuba fallopi,ovarium,serviks dan abdomen. Namun,kejadian kehamilan ektopik yang terbanyak adalah di tuba falopi (Murria,2002)

Ø  Insiden Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20 – 40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun. Namun, frekuensi kehamilan ektopik yang sebenarnya sukar ditentukan. Gejala kehamilan ektopik terganggu yang dini tidak selalu jelas.

2.      Etiologi
Sebagian besar penyebab tidak banyak diketahui,kemungkinan factor yang memegang peranan adalah sebagai berikut:
1.      Factor dalam lumen tuba:endosalfingitis,hipoplasia lumen tuba.
2.      Factor dinding lumen tuba:endometriotis tuba,diventrikel tuba konginetal.
3.      Factor di luar dinding lumen tuba:perlengketan pada tuba,tumor.
4.      Factor lain: migrasi luar ovum,fertilasi in vitro.

Kehamilan ektopik terjadi karena hambatan pada perjalanan sel telur dari indung telur (ovarium) ke rahim (uterus). Dari beberapa studi faktor resiko yang diperkirakan sebagai penyebabnya adalah :
a.      Infeksi saluran telur (salpingitis), dapat menimbulkan gangguan pada motilitas saluran telur.
b.      Riwayat operasi tuba.
c.       Cacat bawaan pada tuba, seperti tuba sangat panjang.
d.      Kehamilan ektopik sebelumnya.
e.       Aborsi tuba dan pemakaian IUD
f.         Kelainan zigot, yaitu kelainan kromosom.
g.      Bekas radang pada tuba; disini radang menyebabkan perubahan-perubahan pada endosalping, sehingga walaupun fertilisasi dapat terjadi, gerakan ovum ke uterus terlambat.
h.      Operasi plastik pada tuba.
i.        Abortus buatan.
3.      Macam-macam Kehamilan Ektopik Terganggu
Menurut Taber (1994), macam-macam kehamilan ektopik berdasarkan tempat implantasinya antara lain :
1.      Kehamilan Abdominal
Kehamilan/gestasi yang terjadi dalam kavum peritoneum (sinonim : kehamilan intraperitoneal)
2.      Kehamilan Ampula
Kehamilan ektopik pada pars ampularis tuba fallopii. Umumnya berakhir sebagai abortus tuba.
3.      Kehamilan Servikal
Gestasi yang berkembang bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dalam kanalis servikalis uteri.
4.      Kehamilan Heterotopik Kombinasi
Kehamilan bersamaan intrauterine dan ekstrauterin.
5.      Kehamilan Kornu
Gestasi yang berkembang dalam kornu uteri.
6.      Kehamilan Interstisial
Kehamilan pada pars interstisialis tuba fallopii.
7.      Kehamilan Intraligamenter
Pertumbuhan janin dan plasenta diantara lipatan ligamentum latum, setelah
rupturnya kehamilan tuba melalui dasar dari tuba fallopii.
8.      Kehamilan Ismik
Gestasi pada pars ismikus tuba fallopii.
9.      Kehamilan Ovarial
Bentuk yang jarang dari kehamilan ektopik dimana blastolisis berimplantasi pada permukaan ovarium.
10.  Kehamilan Tuba
Kehamilan ektopik pada setiap bagian dari tuba fallopi.

4.      Patofisiologi
Pada kehamilan normal, proses pembuahan (pertemuan sel telur dengan sperma) terjadi pada tuba, kemudian sel telur yang telah dibuahi digerakkan dan berimplantasi pada endometrium rongga rahim. Kehamilan ektopik yang dapat disebabkan antara lain faktor di dalam tuba dan luar tuba, sehingga hasil pembuahan terhambat/tidak bisa masuk ke rongga rahim, sehingga sel telur yang telah dibuahi tumbuh dan berimplantasi (menempel) di beberapa tempat pada organ reproduksi wanita selain rongga rahim, antara lain di tuba falopii (saluran telur), kanalis servikalis (leher rahim), ovarium (indung telur), dan rongga perut. Yang terbanyak terjadi di tuba falopii (90%).
Ovum yang telah dibuahi berimplantasi di tempat lain selain di endometrium cavum uteri. Prinsip patofisiologi : gangguan / interferensi mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju cavum uteri.
Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat kebutuhan embrio dalam tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba itu.

Ada beberapa kemungkinan akibat dari hal ini :
1.      Kemungkinan “tubal abortion”, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung distal (fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan ampulla, darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum biasanya tidak begitu banyak karena dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba.
2.      Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat dari distensi berlebihan tuba.
3.      Faktor abortus ke dalam lumen tuba.
Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan muda. Ruptur dapat terjadi secara spontan atau karena trauma koitus dan pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga perut, kadang-kadang sedikit hingga banyak, sampai menimbulkan syok dan kematian .

5.      Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik pada klien dengan kehamilan ektopik adalah sebagai berikut:
1.      Gambaran klinis dengan kehamilan tuba belum terganggu tidak khas. Pada umumnya ibu menunjukkan gejala2 kehamilan muda dan mungkin merasa nyeri sedikit di perut bagian bawah yang tidak seberapa di hiraukan. Pada pemeriksaan vaginal,uterus membesar dan lembek,walaupun mungkin besarnya tidak sesuai dengan usia kehamilan. Tuba yang mengandung hasil konsepsi karena lembeknya sukar diraba pada pemeriksaan bimanual.
2.      Gejala kehamilan tuba terganggu sangat berbeda2 dari perdarahan banyak yang tiba2 dalam rongga perut sampai terdapat gejala yang tidak jelas sehingga sukar membuat diagnosisnya.
3.      Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada rupture tuba nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba2 dan intensitas yang kuat disertai dgn pendarahan yang menyebabkan ibu pingsan dan masuk ke dalam syok.
4.      Perdarahan per vagina merupakan salah satu tanda penting yang kedua pada kehamilan ektopik terganggu. Hal ini merupakan kematian janin.
5.      Amenore merupakan tanda yang pentiing pada kehamilan ektopik. Lamanya amenore bergantung pada kehidupan janin , sehingga dapat bervariasi.
Gambaran klinik kehamilan ektopik sangat bervariasi tergantung dari ada tidaknya ruptur. Triad klasik dari kehamilan ektopik adalah nyeri, amenorrhea, dan perdarahan per vaginam. Pada setiap pasien wanita dalam usia reproduktif, yang datang dengan keluhan amenorrhea dan nyeri abdomen bagian bawah, harus selalu dipikirkan kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik.
Selain gejala-gejala tersebut, pasien juga dapat mengalami gangguan vasomotor berupa vertigo atau sinkop; nausea, payudara terasa penuh, fatigue, nyeri abdomen bagian bawah,dan dispareuni. Dapat juga ditemukan tanda iritasi diafragma bila perdarahan intraperitoneal cukup banyak, berupa kram yang berat dan nyeri pada bahu atau leher, terutama saat inspirasi.
6.      Tanda dan Gejala
Secara umum, tanda dan gejala kehamilan ektopik adalah:
1.      Nyeri abdomen bawah atau pelvic, disertai amenorrhea atau spotting atau  perdarahan vaginal
2.      Menstruasi abnormal
3.      Abdomen dan pelvis yang lunak
4.      Perubahan pada uterus yang dapat terdorong ke satu sisi oleh massa kehamilan,atau tergeser akibat perdarahan. Dapat ditemukan sel desidua pada endometrium uterus.
5.      Penurunan tekanan darah dan takikardi bila terjadi hipovolemi.
6.      Massa pelvis
7.      Kuldosentesis. Untuk identifikasi adanya hemoperitoneum yang ditandai.

Selain itu tanda dan gejala yang lainnya adalah :
a.       Ada riwayat terlambat haid dan gejala kehamilan muda.
b.      Akut abdomen, terutama nyeri perut kanan / kiri bawah.
c.       Perdarahan per vaginam (dapat juga tidak ada).
d.      Keadaan umum ibu dapat baik sampai buruk / syok, tergantung beratnya perdarahan yang terjadi.
e.       Kadang disertai febris

7.      Penatalaksanaan
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi. Dalam tindakan demikian,beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan , yaitu sebagai berikut :
a.       Kondisi ibu pada saat ini.
b.      Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya.
c.       Lokasi kehamilan ektopik.
d.      Kondisi anatomis organ pelvis.
e.       Kemampuan teknik bedah mikro dokter.
f.       Kemampuan teknologi fertilasi in vitro setempat.
Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi pada kehamilan tuba atau dapat dilakukan pembedahan konservatif. Apabila kondisi ibu buruk,misalnya dalm keadaan syok,lebih baik di lakukan salpingektomi. Pada kasus kehamilan ektopik di pars ampularis tuba yang belum pecah biasanya ditangani dengan menggunakan kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan.
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi. Pada laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu : kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat .
Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan transfusi, infus, oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi. Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap di rumah sakit .
8.      Komplikasi
Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder akibat kesalahan diagnosis, diagnosis yang terlambat, atau pendekatan tatalaksana. Kegagalan penegakan diagnosis secara cepat dan tepat dapat mengakibatkan terjadinya ruptur tuba atau uterus, tergantung lokasi kehamilan, dan hal ini dapat menyebabkan perdarahan masif, syok, DIC, dan kematian.
Komplikasi yang timbul akibat pembedahan antara lain adalah perdarahan, infeksi, kerusakan organ sekitar (usus, kandung kemih, ureter, dan pembuluh darah besar). Selain itu ada juga komplikasi terkait tindakan anestesi.



Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :
·         Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan ektopik terganggu telah lama berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang, Ini merupakan indikasi operasi.
·         Infeksi
·         Sterilitas
·         Pecahnya tuba falopii
·         Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio
9.      Pemeriksaan Diagnostik
a.       Anamnesis : Riwayat terlambat haid / amenorrhea, gejala dan tanda kehamilan muda, dapat ada atau tidak ada perdarahan per vaginam, ada nyeri perut kanan atau kiri bawah.
b.      Pemeriksaan fisis : keadaan umum dan tanda vital dapat baik sampai buruk, ada tanda akut abdomen. Saat pemeriksaan adneksa dengan vaginal touché, ada nyeri bila porsio digerakkan (nyeri goyang porsio)
c.       Pemeriksaan penunjang diagnostik : urine B-hCG (+), kuldosentesis (ditemukan darah di kavum Douglasi), USG.
d.      Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.
Ø  Diagnosa banding :
-          Infeksi pelvic
-          Kista folikel
-          Abortus biasa
-          Radang panggul
-          Torsi kita ovarium
-          Endometriosis


B.     Konsep Keperawatan
1.      Pengkajian
a.       Menstruasi terakhir.
b.      Adanya bercak darah dari vagina.
c.       Nteri abdomen:kejang,tumpul.
d.      Jenis kontrasepsi.
e.       Riwayat gangguan tuba sebelumnya.
f.       Tanda-tanda vital.
g.      Tes laboratorium: Ht dan Hb menurun.

2.      Diagnosa Keperawatan
a.       Deficit volume cairan yang berhubungan dengan rupture pada lokasi implantasi sebagai efek tindakan pembedahan.
b.      Nyeri yang berhubungan dengan rupture tuba falopi,perdarahan intraperitoneal.
c.       Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak mengenal sumber-sumber informasi.

3.      Intervensi dan Rasional
1.      Dx 1: Deficit volum cairan yang b/d rupture lokasi impalntasi sebagai efek dari tindakan pembedahan.
Kriteria hasil : Ibu menunjukkan kestabilan/perbaikan keseimbangn cairan yang di buktikan oleh tanda-tanda vital yang stabil,pengisian kapiler cepat,sensorium tepat,serta frekuensi serta berat jenis urine adekuat.
Intervensi : Merujuk peda intervensi diagnosis yang sama dengan abortus.





2.      Dx 2: Nyeri yang b/d rupture tuba falopi,perdarahan intraperitonial.
Kriteria hasil : Ibu dapat mendemostrasikan teknik relaksasi, tanda2 vital dalam batas normal,dan ibu tidak meringis.

Rencana Intervensi
Rasional
Mandiri :
1.
Tentukan sifat,lokasi,dan durasi nyeri. Kaji kontraksi uterus hemoragi atau nyeri tekan abdomen.
1.
Membantu dalam mendiagnosis dan menentukan tindakan yang akan di lakukan.
Ketidak nyamanan dihubungkan dengan aborsi spontan dan molahidatosa karena kontraksi uterus yang mungkin diperberat oleh infuse oksitosin. Rupture kehamilan ektopik mengakubatkan nyeri hebat,karena hemoragi tersembunyi saat tuba falopi rupture ke dalam abdomen.
2.
Kaji stress psikologis ibu dan respons emosional terhadap kejadian.
2.
Ansietas sebagai respons terhadap situasi darurat dapat memperberat ketidaknyamanan karena sindrom ketegangan,ketakutan,dan nyeri.
3.
Berikan lingkungan dan aktivitas untuk menurunkan rasa nyeri. Instruksikan klien untuk menggunakan metode relaksasi,misalnya: napas dalam,visualisai distraksi,dan jelaskan prosedur.
3.
Dapat membantu dalam menurunkan tingkat ansietas dan karenanya mereduksi ketidaknyamanan.







Kolaborasi :
4.
Berikan narkotik atau sedative berikut obat2 praoperatif bila prosedur pembedahan diindikasikan.
4.
Meningkatkan kenyamanan,menurunkan risiko komplikasi pembedahan.
5.
siapkan untuk prosedur bedah bila terdapat indikasi.
5.
Tindakan terhadap penyimpangan dasar akan menghilangkan nyeri.

3.      Dx 3: Kurangnya pengetahuan yang b/d kurangnya pemahaman dan tidak mengenal sumber2 informasi.
Tujuan : Ibu berpartisipasi dalam proses belajar,mengungkapkan dalam istilah sederhana,mengenai patofisiologi dan implikasi klinis.

Rencana Intervensi
Rasional
1.
Menjelaskan tindakan rasional yang ditentukan untuk kondisi hemoragia.
1.
Memberikan informasi,menjelaskan kesalahan konsep pemikiran ibu mengenai prosedur yg akan dilakukan ,dan menurunkan stress yg berhubungan dgn prosedur yg diberikan.
2.
Berikan kesempatan bagi ibu untuk mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan kesalahan konsep.
2.
Memberikan klasifikasi dari konsep yg salah,identifikasi masalah2 dan kesempatan untuk memulai mengembangkan keterampilan penyesuaian .
3.
Diskusikan kemungkinan implikasi jangka pendek pada ibu dari keadaan perdarahan.
3.
Memberikan informasi tentang kemungkinan komplikasi dan meningkatkan harapan realitas dan kerja sama dengan aturan tindakan.


4.
Tinjau ulang implikasi jangka panjang terhadap situasi yg memerlukan evaluasi dan tindakan tambahan.
4.
Ibu dengan kehamilan ektopik dapat memahami kesulitan mempertahankna setelah pengengkatan tuba yg sakit.


4.      Evaluasi keperawatan
1.      Menganjurkan untuk mempertahankan kestabilan/perbaikan keseimbangan cairan yang dibuktikan oleh TTV yang stabil,pengisian kapiler cepat,sensorium tepat,serta frekuensi dan berat jenis urine adekuat
2.      Menganjurkan untuk melakukan teknik relaksasi,TTV dalam batas normal dan ibu tidak meringis
3.      Menganjurkan untuk berpartisipasi dalam proses belajar,mengungkapkan dalam istilah sederhana,mengenai patofisiologi dan implikasi klinis











DAFTAR PUSTAKA
Arif M. dkk, 2001 Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Mitayani 2009 Asuhan Keperawatan Maternitas Jakarta: Salemba Medika
Prof. dr. Hanifa W, dkk., 1992 IlmuKebidanan, Edisi kedua, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
www.medica store.com/kehamilan ektopik,kehamilan luar kandungan/page:1-4











0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com

Sponsor