Kampusku

Alamat Jalan DR. Ratulangi Nomor 101 Kota Makassar - Sulawesi Selatan

Profil Pembina dan Pengurus

Mengenal Lebih dekat, Pembina dan Pengurus UKM Pilar Kota Setiap Periode

Foto Kegiatan

Foto-Foto setiap kegiatan yang telah di laksanakan

Tentang UKM Pilar Kota

Mengenal Unit Kegiatan Mahasiswa Pilar Kota Akper Muhammadiyah Makassar

Artikel

Menyediakan bacaan dalam bentuk Artikel, Asuhan Keperawatan dan Laporan Pendahuluan

Terupdate

Minggu, 06 Desember 2015

LAPORAN PENDAHULUAN HIPOGLIKEMIA



 
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPOGLIKEMIA
A.    Pengertian
Hipoglikemi adalah suatu keadaan, dimana kadar gula darah plasma puasa kurang dari 50 mg/%.
Populasi yang memiliki resiko tinggi mengalami hipoglikemi adalah:
-          Diabetes melitus
-          Parenteral nutrition
-          Sepsis
-          Enteral feeding
-          Corticosteroid therapi
-          Bayi dengan ibu dengan diabetik
-          Bayi dengan  kecil masa kehamilan
-          Bayi dengan ibu yang ketergantungan narkotika
-          Luka bakar
-          Kanker pankreas
-          Penyakit Addison’s
-          Hiperfungsi kelenjar adrenal
-          Penyakit hati

Type hipoglikemi digolongkan menjadi beberapa jenis yakni:
-          Transisi dini neonatus ( early transitional neonatal ) : ukuran bayi yang besar ataupun normal yang mengalami kerusakan  sistem produksi pankreas sehingga terjadi hiperinsulin.

-           Hipoglikemi klasik sementara (Classic transient neonatal) : tarjadi jika bayi mengalami malnutrisi sehingga mengalami kekurangan cadangan lemak dan glikogen.

-          Sekunder (Scondary) : sebagai suatu respon stress dari neonatus  sehingga terjadi peningkatan metabolisme  yang memerlukan banyak cadangan glikogen.

-          Berulang  ( Recurrent) : disebabkan oleh adanya kerusakan enzimatis, atau metabolisme insulin terganggu.

B.     Patofiologi

















HIPOGLIKEMIA
 









Intra uterin malnutrisi
 


Diabetes melitus pada orang tua/ keluarga
 













 







































Text Box: Potensial komplikasi s.e kadar glukosa plasma yang rendah seperti, gangguan mental, gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi



Daya tahan turun
 








Text Box: Resiko infeksi





Text Box: Potensial terjadi hipotermi
 

















C.     Fokus Pengkajian
Data dasar yang perlu dikaji adalah :
1.      Keluhan utama : sering tidak jelas tetapi bisanya simptomatis, dan lebih sering hipoglikemi merupakan diagnose sekunder yang menyertai keluhan lain sebelumnya seperti asfiksia, kejang, sepsis.

2.      Riwayat :
-          ANC
-          Perinatal
-          Post natal
-          Imunisasi
-          Diabetes melitus pada orang tua/ keluarga
-          Pemakaian parenteral nutrition
-          Sepsis
-          Enteral feeding
-          Pemakaian Corticosteroid therapi
-          Ibu yang memakai atau ketergantungan narkotika
-          Kanker

3.      Data fokus
   Data Subyektif:
-          Sering masuk dengan keluhan yang tidak jelas
-          Keluarga mengeluh bayinya keluar banyaj keringat dingin
-          Rasa lapar (bayi sering nangis)
-          Nyeri kepala
-          Sering menguap
-          Irritabel

Data obyektif:
-          Parestisia pada bibir dan jari, gelisah, gugup, tremor, kejang, kaku,
-          Hight—pitched cry, lemas, apatis, bingung, cyanosis, apnea, nafas cepat irreguler, keringat dingin, mata berputar-putar, menolak makan dan koma
-          Plasma glukosa < 50 gr/%


D.    Diagnose dan Rencana Keperawatan

1.      Resiko  komplikasi berhubungan dengan kadar glukosa plasma yang rendah seperti, gangguan mental, gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi

Rencana tindakan:
-          Cek serum glukosa sebelum dan setelah makan
-          Monitor : kadar glukosa, pucat, keringat dingin, kulit yang lembab
-          Monitor vital sign
-          Monitor kesadaran
-          Monitor  tanda gugup, irritabilitas
-          Lakukan pemberian susu manis  peroral 20 cc X 12
-          Analisis kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan hipoglikemi.
-          Cek BB setiap hari
-          Cek tanda-tanda infeksi
-          Hindari terjadinya hipotermi
-          Lakukan kolaborasi pemberian Dex 15 %  IV
-          Lakukan kolaborasi pemberian O2 1 lt – 2 lt /menit

2.      Resiko  terjadi infeksi berhubungan dengan  penurunan daya tahan tubuh
Rencana tindakan:
-          Lakukan prosedur perawatan tangan sebelum dan setelah tindakan
-          Pastikan setiap benda yang dipakai kontak dengan bayi dalam keadaan bersih atau steril
-          Cegah kontak dengan petugas atau pihak lain yang menderita infeksi saluran nafas.
-          Perhatikan kondisi feces bayi
-          Anjurkan keluarga agar mengikuti prosedur septik aseptik.
-          Berikan antibiotik sebagai profolaksis sesuai dengan order.
-          Lakukan pemeriksaan DL, UL, FL secara teratur.

3.      Resiko  Ggn Keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan  peningkatan pengeluaran keringat
-          Cek intake dan output
-          Berikan cairan  sesuai dengan  kebutuhan bayi /kg BB/24 jam
-          Cek turgor kulit bayi
-          Kaji intoleransi minum bayi
-          Jika mengisap sudah baik anjurkan pemberian ASI

4.      Keterbatasan gerak dan aktivitas berhubungan dengan  hipoglikemi pada otot
-          Bantu pemenihan kebutuhan sehari-hari
-          Lakukan fisiotherapi
-          Ganti pakaian bayi secara teratur dan atau jika kotor dan basah.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito (1997), L.J Nursing Diagnosis,  Lippincott , New York
Marino (1991), ICU Book, Lea & Febiger, London
Nelson (1993), Ilmu Kesehatan Anak,  EGC, Jakarta
Suparman (1988), Ilmu Penyakit Dalam , Universitas Indonesia, Jakarta.
Wong and Whaley (1996) Peiatric Nursing ; Clinical Manual, Morsby, Philadelpia

HIPERKALEMIA



 
HIPERKALEMIA
Pengertian.
HIPERKALEMIA (kadar kalium darah yang tinggi) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi
Kalium darah lebih dari 5mEq/L darah.Hieprkalemia terjadi karena peningkatan masukan 
Kalium,penurunan ekskresi urine terhadap kalium,atau gerakan kalium dari sel-sel.
Biasanya konsentrasi kalium yang tinggi adalah lebih berbahaya daripada konsentrasi
Kalium yang rendah.

Penyebab
Hiperkalemia biasanya terjadi jika ginjal tidak mengeluarkan kalium dengan baik.Mungkin
Penyebab paling sering dari Hiperkalemia adalah penggunaan obat yang menghalangi
Pembuangan kalium oleh ginjal,seperti triamterene,spironolactone dan ACE inhibitor.
Hiperkalemia juga dapat disebabkan oleh penyakit addison,dimana kelenjar adrenal tidak
Dapat menghasilkan hormon yang merangsang pembuangan kalium oleh ginjal dalam jumlah
cukup.Penyakit addison dan penderita AIDS yang mengalami kelainan kelenjar adrenal
Semakin sering menyebabkan hiperkalemia.
 Gagal ginjal komplit maupun sebagian,bisa menyebabkan hiperkalemia berat.
Karena itu orang-orang dengan fungsi ginjal yang buruk biasanya harus menghindari makanan
Yang kaya akan kalium.
Hiperkalemia dapat juga terjadi akibat sejumlah besar kalium secara tiba-tiba dilepaskan dari 
cadangannya di dalam sel.
Hal ini bisa terjadi bila :
-Sejumlah besar jaringan otot hancur (seperti yang terjadi pada cedera tergilas)
-terjadi luka bakar hebat
-overdosis kokain.
Banyaknya kalium yang masuk kedalam aliran darah bisa melampaui kemampuan ginjal
untuk membuang kalium dan menyebabkan hiperkalemia yang bisa berakibat fatal.
Gejala
Hiperkalemia ringan menyebabkan sedikit gejala.Gejalanya berupa irama jantung yang tidak
Teratur,yang berupa palpitasi (jantung berdebar keras),peka rangsang,ansietas,
Kram abdomen,diare,kelemahan (khususnya ekstremitas bawah),parestesia.
                                           
Pemeriksaan Diagnostik
1.Kalium serum : Akan >5,0 mEq/L. Catatan : Beberapa faktor dapat menyebabkan kalium serum tinggi palsu karena peningkatan pelepasan kalium intraseluler pada spesimen laboratorium(mis.,jumlah trombosit tinggi,penggunaan torniket lama pada waktu pungsi vena,hemolisis spesimen darah,atau lambat pemisahan plasma dan sel-sel).
2.GDA : Dapat menunjukkan esidosis metabolik (penurunan pH dan ion bikarbonat [HCO3-]) karena hiperkalemia sering terjadi pada asidosis.
3.EKG diagnostik: Perubahan progresif termasuk gelombang T tinggi dan kecil; interval PR panjang; depresi ST; QRS melebar; kehilangan gelombang p. Akhirnya QRS menjadi makin lebar dan terjadi henti jantung.

Penatalaksanaan Kolaboratif
Tujuannya adalah mengatasi penyebab dasar dan mengembalikan kadar kalium serum ke normal.
Subakut
1.      Kation yang mengubah resin (mis.,Kayzalate): Diberikan baik secara oral, nasogastrik atau melalui retensi enema untuk menukar natrium dengan kalium di usus. Larutan biasanya dikombinasi dengan sorbitol untuk mencegah konstipasi dari Kayexalate dan karena diare,sehingga meningkatkan kehilangan kalium di usus. Catatan: Kayexalate dapat berikatan dengan kation lain di saluran GI dan memperberat terjadinya hipomagnesemia atau hipokalsemia.
2.      Penurunan masukan kalium: Diet menghindari makanan yang mengandung kalium tinggi .Intravena khusus atau formula enternal dapat diatur untuk pasien dengan gagal ginjal.


Akut
1.      IV kalsium glukonat: Untuk meniadakan efek neoromuskular dan jantung terhadap hiperkalemia. Kadar kalium serum akan  tetap tinggi. Kaldium klorida juga dapat digunakan. Catatan: Kalsium klorida dan kalsium glukonat tidak dapat saling ditukar. Meskipun keduanya tersedia dalam ampul 10 ml,kalsium glukonat mengandung hanya 4,5 mEq/L kalsium,sedangkan klorida mengandung 13,6 mEq kalsium.
2.      IV glukosa dan insulin: Untuk memindahkan kalium ke dalam sel-sel. Penurunan kalium serum ini sementara (kira-kira 6 jam). Biasanya glukosa hipertonik (ampul D50 W atau 250-500 ml D10W)diberikan dengan insulin reguler.
3.      Bikarbonat natrium: Untuk memindahkan kalium ke dalam sel-sel. Penurunan kalium serum sementara (selama kira-kira 1-2 jam). Catatan: Efek kalsium,glukosa dan insulin, dan natrium bikarbonat adalah sementara. Biasanya,perlu untuk memberikan pengobatan ini dengan terapi yang menghilangkan kalium dari tubuh,misalnyadialisa atau pemberian kation yang menukar resin.
4.      Dialisis: Untuk membuang kalium dari tubuh. Dialisis paling efektif untuk membuang kelebihan kalium .

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan faktor listrik (risiko disritmia ventrikel)
Sekunder  terhadap hiperkalemia berat atau koreksi hiperkalemia terlalu cepat dengan akibat
Hipokalemia.Biasanya hiperkalemia pertama kali terdiagnosis pada pemeriksaan darah rutin
Atau karena ditemukannya perubahan pada pemeriksaan EKG.
Hasil yang diharapkan: EKG menunjukkan takada bukti disritmia ventrikel yang berhubungan
dengan hipokalemia (gelombang U,KVP) atau hiperkalemia (gelombang T memuncak).
Kadar kalium serum dalam rentang normal (3,5-5,0 mEq/L).
1.Pantau masukan dan haluaran.Waspadakan dokter terhadap haluaran urine<30ml/jm.
   Oliguria meningkatkan risiko terhadap terjadinya hiperkalemia.
2.Pantau terhadap indikator hiperkalemia (mis.,peka rangsang,ansietas,kram abdomen,
   diare,kelemahan ekstremitas bawah,parestesia,nadi takteratur).
3.Pantau kadar kalium serum,khususnya pada pasien berisiko terjadi hiperkalemia,seperti
    Individu dengan gagal ginjal.Beri tahu dokter kadar di atas atau di bawah normal.
4.Indikator fisik kadar kalium abnormal sulit untuk mengidentifikasi pada pasien sakit kritis,
   Pantau EKG terhadap tanda hipokalemia (depresi segmen ST,gelombang T datar,adanya
   gelombang U,disritmia ventrikel).Beri tahu dokter  stat bila perubahan EKG terrjadi.
5.Berikan kalsium glukosa sesuai program,berikan dengan kewaspadaan pada  pasien yang
   Menerima digitalis karena toksisitas digitalis dapat terjadi,catatan : jangan menambahkan
   Kalsium glukonat pada larutan yang mengandung natrium bikarbonat karena presipitas
    dapat terjadi.
6.Bila pemberian kation penukar resin dengan enema,anjurkan pasien untuk menahan larutan
    Selama sedikitnya 30-60 menit untuk menjamin efek terapeutik.

Pengobatan
Pengobatan harus segera dilakukan jika kalium meningkat di atas 5mEq/L pada seseorang
dengan fungsi ginjal yang buruk atau di atas 6 mEq/l pada seseorang dengan fungsi ginjal
Yang normal.
Kalium bisa dibuang dari tubuh melalui saluran pencernaan atau ginjal ataupun melalui dialisa.
Kalium dapt dibuang dengan merangsang terjadinya diare dan dengan menelan sediaan yang
Mengandung resin pengisap kalium.
Resin ini tidak diserap di saluran pencernaan,sehingga kalium keluar dari tubuh melalui tinja.

Pedoman Penyuluhan Pasien-Keluarga
Berikan pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan tertulis mengenai hal berikut:
1.      Obat-obatan, termasuk nama obat,tujuan,dosis frekuansi,kewaspadaan dan potensial efek samping.
2.      Indikator hipokalemia dan hiperkalemia. Waspadakan pasien untuk memperhatikan tanda dan gejala yang memerlukan perhatian medis segera: kelemahan, nadi takteratur, dan demam atau indikator infeksi lain. Ajarkan pasien dan orang terdekat bagaimana mengukur frekuensi nadi dan mendeteksi ketidakteraturan
3.      Makanan tinggi kalium, yang harus dihindari . Ingatkan pasien bahwa pengganti garam dan garam “life” harus juga dihindari. Buah-buahan yang secara relatif mengandung kalium rendah termasuk apel,anggur dan berri.
4.      Pentingnya mencegah kekambuhan hiperkalemia; tinjau ulang potensial penyebab. 

DAFTAR PUSTAKA
Mima M.Horne.Pamela.L.Sweringen.2000.Keseimbangan Cairan, Elektrolit,dan Asam Basa.E/2.Jakarta : EGC.
Harnawatiaj. 2009. Kebutuhan Cairan dan Eleeektrolit.(http://harnawatiajj.wordpress.com,diakses 09 september 2009).

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com

Sponsor