BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ibu hamil pada trimester 1 sering mengalami emesis, mual
dan muntah yang berlebihan. Sebagian ibu hamil tidak dapat mengatasi mual
muntah sampai terjadi hiperemesis gravidarum yang berkelanjutan, mengganggu
kehidupan sehari-hari, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit.
Mual dan muntah yang berlebihan menyebabkan cairan tubuh
berkurang. Sehingga darah menjadi kental (hemokonsentrasi) dan sirkulasi darah
kejaringan terhambat. Jika hal ini terjadi, maka komsumsi O2 dan makanan
kejaringan juga ikut berkurang, kekurangan makanan dan O2 kejaringan akan
menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan
perkembangan janin yang dikandungnya. Pada kasus semacam ini diperlukan
penanganan yang serius.
B.
Tujuan
1. Dapat
mengetahui konsep dasar medis dari Hiperemesis Gravidarum
2. Mampu
melaksanakan konsep dasar keperawatan dari Hiperemesis Gravidarum
C.
Manfaat
Manfaat
yang dapat kita peroleh adalah kita sebagai perawat harus mengetahui bagaimana
tanda-tanda orang yang mengalami penyakit Hiperemesis Gravidarum dan bagaimana
pula cara untuk menangani penyakit tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A.
Konsep
Dasar Medis
1.
Pengertian
Hiperemisis
Gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan
sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan gangguan
yang sering ditemui pada kehamilan trimester 1, kurang lebih 6 minggu setelah
haid terkhir selama 10 minggu. Sekitar 60-80%
multi gravid mengalami mual muntah, namun gejala ini terjadi lebih berat
hanya pada 1 diantara 1.000 kehamilan. (Mitayyani. 2009)
2.
Etiologi
Berikut ini adalah hal-hal yang menjadi
penyebab Hiperemesis Gravidarum :
1.
Sering terjadi pada primigravida,
molahidatidosa, dan kehamilan ibu akibat peningkatan kadar HCG.
2.
Faktor organic, karena masuknya vili
khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan yang metabolic,
3.
Faktor psikologis, keretakan rumah tangga,
kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
memikul tanggung jawab dan sebagainya.
4.
Faktor endokrin lainnya : hiprtiroid,
diabetes, dan sebagainya.
3.
Patofisiologi
Secara fisiologis, rasa mual terjadi
akibat kadar estrogen yang meningkat dalam darah sehingga mempengaruhi system
pencernaan, tetapi mual dan muntah yang terjadi terus menerus dapat
mengakibatkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, serta penurunan klorida
urine yang selanjutnya menyebabkan
hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan
menyebabkan tertimbunnya zat toksik.
Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak
menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna, sehingga terjadi ketosis.
Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah
frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lender esophagus dan lambung dapat
robek (sidrom Mallory-Weiss), sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal.
4.
Manifestasi
klinik
Sampai saat ini tidak kesepakatan mengenai
batasan seberapa banyak mual dan muntah yang dikeluarkan pada Hiperemesis
Gravidarum. Akan tetapi apabila mual dan muntah berpengaruh terhadap keadaan
umum ibu, sudah dianggap sebagai Hiperemesis Gravidarum. Tingkat Hiperemesis
Gravidarum antara lain :
1.
Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1
a.
Termasuk tingkat ringan.
b.
Mual muntah terus menerus menyebabkan
penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan nyeri pada epigastrium,
denyut nadi meningkat, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering,
serta mata cekung.
2.
Hiperemesis Gravidarum Tingkat II
a.
Termasuk tingkat sedang
b.
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan
keadaan umum penderita lebih parah, apatis, turgor kulit mulai butuk, lidah
kering dan kotor, nadi teraba lemah dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi).
Ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tekanan darah menurun,
hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi, dapat juga terjadi aseton uria serta
nafas bau aseton.
3.
Hiperemesis Gravidarum Tingkat III
a.
Termasuk tingkat berat
b.
Keadaan umum buruk, kesadaran sangat menurun,
somnolen sampai koma, nadi teraba lemah dan cepat, dehidrasi berat, suhu badan
naik, tekanan darah turun serta terjadi ikterus. Jika sampai timbul komplikasi
dapat berakibat fatal, berupa mempengaruhi susunan saraf pusat, ensefalopati
wernicke dengan adanya nistagmus, diplopia dan perubahan mental.
`5. Penatalaksanaan Medik
Pengobatan yang baik pada emesis dapa mencegah terjadinya
Hiperemesis Gravidarum. Keadaan muntah berlebih dan dehidrasi ringan pada
emesis gravidarum sebaiknya segera dilakukan perawatan, sehingga dapat mencegah
terjadinya Hiperemesis Gravidarum. Konsep pengobatan yang diberikan antara lain
:
1.
Isolasi dan Terapi Psikologis
a.
Isolasi di ruangan yang dilakukan dengan baik
dapat meringankan Hiperemesis Gravidarum karena perubahan suasana rumah tangga
b.
Koseling dan Edukasi (KIE) tentang kehamilan
yang dilakukan untuk menghilangkan faktor psikis rasa takut
c.
Member informasi tentang diet ibu hamil
dengan makan tidak sekaligus banyak, tetapi dalam porsi yang sedikit namun
sering
d.
Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi
karena akan membuat ibu hamil mengalami pusing, mual dan muntah.
2.
Pemberian cairan pengganti
Pada
keadaan darurat dapat diberikan cairan pengganti, sehingga dehidrasi dapat
diatasi.
Cairan
pengganti yang dapat diberikan antara lain :
a.
Glukosa 5%-10%;
b.
Cairan yang ditambah vitamin C, B kompleks,
atau kalium yang diperlukan untuk kelancaran metabolism.
Selama
rehidrasi keseimbangan cairan (baik yang masuk dan keluar), nilai tekanan
darah, jumlah nadi, suhu dan rerata pernafasan harus terpantau. Lancarnya pengeluaran
urine memberikan petunjuk bahwa kaedaan ibu berangsur-angsur membaik.
3.
Obat yang dapat diberikan
Sebagai
seorang perawat yang professional, pemberian obat pada Hiperemesis Gravidarum
sebaiknya berkolaborasi dngan Dokter, sehingga dapat dipilih obat-obatan yang
tidak bersifat teratogenik, yang dapat menyebabkan kelainan congenital/cacat
bawaan pada bayi. Sediaan obat yang dapat diberikan pada kasus Hiperemesis
Gravidarum diantaranya adalah sebagai berikut :
a.
Sedative ringan
b.
Fenobaarbital (luminal) 30 mg
c.
Valium
d.
Antihistamin
e.
Avopreg
f.
Vitamin, terutama vitamin B kompleks
g.
Vitamin C
h.
Anti alergi
4.
Bila selama 24 jam ibu tidak muntah, coba
berikan makan dan minum sedikit demi sedikit.
5.
Berikan terapi psikologis yang meyakinkan ibu
bahwa penyakitnya bias disembuhkan serta menghilangkan perasaan takut akan
kehamilan dan konflik yang melatar belakangi hiperemesis.
6.
Menghentikan kehamilan
Beberapa
kasus pengobatan ibu dengan kasus Hiperemesis Gravidarum yang tidak berhasil
menjadi kemunduran dan kondisi ibu semakin menurun, sehingga pertimbangan untuk
mengakhiri kehamilan. Keadaan yang memerlukan pertimbangan untuk mengakhiri
kehamilan diantaranya adalah :
a.
Gangguan jiwa
b.
Gangguan penglihatan
c.
Gangguan fisiologi tubuh
B.
Konsep
Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
Langkah
pertama dalam pengkajian ibu Hiperemesis Gravidarum adalah mengumpulkan data.
1.
Data Riwayat Kesehatan
a.
Riwayat kesehatan sekarang
Terdapat
keluhan yang dirasakan oleh ibu sesuai dengan gejala-gejala pada hiperemesis
gravidarum, yaitu : mual dan muntah yang terus menerus, merasa lemah dan
kelelahan, merasa haus dan terasa asam dimulut, serta kontipasi dan demam.
b.
Riwayat kesehatan dahulu
Kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis
gravidarum sebelumnya.
Kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit
yang berhubungan dengan saluran pencernaan yang menyebabkan mual muntah
c.
Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan
adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga
2.
Data fisik biologis
Data
yang dapat ditemukan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum adalh mammae yang
membengkak, hiperpigmentasi pada areola mammae, terdapat kloasma gravidarum,
mukosa membrane dan bibir kering, turgor kulit buruk, mata cekung dan sedikit
ikterik, ibu tampak pucat dan lemah, takikardi, hipotensi serta pusing dan
kehilangan kesadaran.
3.
Riwayat menstruasi
a.
Kemungkinan menarche usia 12-14 tahun
b.
Siklus 28-30 hari
c.
Lamanya 5-7 hari
d.
Banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari
e.
Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti
nyeri, sakit kepala dan muntah.
4.
Riwayat perkawinan
Kemungkinan
terjadi pada perkawinan usia muda
5.
Riwayat kehamilan dan persalinan
a.
Hamil muda : ibu pusing, mual, dan muntah, serta tidak ada nafsu makan.
b.
Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu
mengenai kenaikan berat badan, tekanan darah, dan tingkat kesadaran.
6.
Data psikologi
Riwayat
psikologi sangat penting untuk dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa ibu
sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil,
mudah marah, cemas, takut akan kegagalan persalinan, mudah menangis, sedih,
srta kekecewaan dapat memperberat mual dan muntah. Pola pertahanan diri
(koping) yang digunakan ibu bergantung pada pengalamannya terhadap kehamilan
serta dukungan dari keluarga dan perawat.
7.
Data social ekonomi
Hiperemesis
gravidarum bias terjadi pada semua golongan ekonomi, namun pada umumnya terjadi
pada tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh
tingkat pengetahuan yang dimiliki.
8.
Data penunjang
Data
penunjang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan darah dan urine.
Pemeriksaan darah yaitu nilai hemoglobin dan hematokrit yang meningkat
menunjukkan hemokonsentrasi yang
berkaitan dengan dehidrasi. Pemeriksaan urinalisis yaitu urine yang sedikit dan
konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya aseton di dalam
urine.
2.
Diagnose
Keperawatan
Dari
pengkajian yang telah diuraikan, maka ada beberapa kemungkinan diagnosis
keperawatan yang dapat ditegakkan.
1.
Kekurangan cairan dan elektrolit yang b/d
muntah yang berlebihan dan pemasukan yang tidak adekuat.
2.
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh yang b/d mual dan muntah terus-menerus.
3.
Nyeri pada epigastrium yang b/d muntah yang
berulang
4.
Risiko intoleransi aktivitas fisik yang b/d
kelemahan dan kurangnya intake nutrisi.
5.
Risiko perubahan nutrisi fetal yang
berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah dan makanan ke fetal (janin)
3.
Intervensi
Keperawatan
§ Dx.1
Kekurangan cairan dan elektrolit yang b/d muntah yang berlebihan dan pemasukan
yang tidak adekuat.
Intervensi
|
Tujuan
|
Rasional
|
1.
Istirahatkan ibu ditempat yang nyaman
2.
Pantau tanda-tanda vital serta
tanda-tanda dehidrasi
3.
Kolaborasi dengan dokter dlam
pemberian cairan infuse
4.
Pantau tetes cairan infuse
5.
Catat intake dan output
6.
Setelah 24 jam anjurkan untuk minum
tiap jam
|
1.
Kebutuhan cairan dan elektrolit
terpenuhi
|
1.
Istirahat akan menurunkan kebutuhan
energy kerja yang membuat metabolism tidak meningkat, sehingga tidak
merangsang terjadinya mual dan muntah.
2.
Untuk mengetahuhi sejauh mana keadaan
umum dan kekurangan cairan pada ibu.
3.
Untuk mengganti jumlah cairan
elektrolit yang hilang dengan cepat, sehingga dapat mencegah keadaan yang
lebih buruk pada ibu.
4.
Jumlah tetesan infuse yang tidak dapat
menyebabkan terjadinya kelebihan dan kekurangan cairan didalam system
sirkulasi.
5.
Mengetahui keseimbangan cairan didalam
tubuh
6.
Dapat menambah pemasukan cairan
melalui oral
|
§ Dx
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang b/d mual dan muntah
terus-menerus.
Intervensi
|
Tujuan
|
Rasional
|
1.
Kaji kebutuhan nutrisi ibu
2.
Observasi tanda-tanda kekurangan
nutrisi
3.
Setelah 24 jam pertama beri makanan
dalam porsi kecil tetapi sering
4.
Berikan makanan dalam keadaan hangat
dan bervariasi
5.
Berikan makanan yang tidak berlemak
dan tidak berminyak
|
1.
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
|
1.
Dapat dinilai sejauh mana kekurangan
nutrisi pada ibu dan menentukan langkah, selanjutnya
2.
Untuk megetahui sejauh mana kekurangan
nutrisi akibat muntah yang berlebihan
3.
Dapat mengurangi pemenuhan lambung dan
mengurangi kerja peristaltic usus serta memudahkan proses penyerapan
4.
Untuk menambah nafsu makan ibu,
sehingga kebutuhan nutrisinya dapat dapat terpenuhi.
5.
Mengurangi rangsangan saluran
pencernaan, sehingga diharapkan mual dan muntah berkurang.
|
§ Dx
3. Nyeri pada epigastrium yang b/d muntah yang berulang
Intervensi
|
Tujuan
|
Rasional
|
1.
Kaji tingkat nyeri
2.
Atur posisi ibu dengan kepala lebih
tinggi selama 30 menit setelah makan
3.
Perhatikan kebersihan mulut ibu
sesudah dan sebelum makan
4.
Alihkan perhatian ibu pada hal yang
menyenagkan
5.
Anjurkan ibu untuk beristirahat dan
batasi pengunjung
|
1.
Rasa nyaman terpenuhi
|
1.
Dapat diketahui tingkat nyeri pada ibu
dan menentukan tingakan selanjutnya
2.
Dapat mengurangi tekanan pada
gastrointestinal, sehingga dapat mencegah muntah yang berulang
3.
Kebersihan mulut ibu yang baik dan
terpelihara dapat menimbulkan rasa nyaman juga diharapkan dapa mengurangi
mual dan muntah
4.
Dapat melupakan rasa nyeri akibat
muntah yang berulang
5.
Dengan istirahat yang cukup dan
membatasi pengunjung dapat menambah ketenangan pada ibu
|
§ Dx.
4. Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang b/d efek psikologis terhadap
kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu.
Intervenzi
|
Tujuan
|
Rasional
|
1.
Bantu ibu u/ engungkapkan perasaannya
secara langsung terhadap kehamilan
2.
Dengarkan keluhan ibu dengan penuh
perhatian
3.
Diskusikan bersama ibu mengenai
masalah yang dihadapi dan pemecahan masalah yang dapat dilakukan
4.
Bantu ibu untuk memecahkan masalanya,
terutama yang berhubungan dengan kehamilan
5.
Dukung ibu dalam menemukan pemecahan
masalah yang konstruktif
|
1.
Pola pertahanan diri efektif
|
1.
Dengan mengungkapkan perasaannya,
dapat diketahui reaksi ibu terhadap kehamilannya
2.
Ibu merasa diperhatikan dan tidak
sendiri dalam mengatasi masalahnya
3.
Melalui diskusi dapat diketahui koping
ibu dalam menghadapi masalahnya
4.
Dengan membantu memecahkan masalah
ibu, maka perawat dapat menemukan pemecahan masalah
5.
Dukungan dapat menambah rasa percaya
diri ibu dalam menemukan pemecahan masalah
|
§ Dx.
5 Risiko perubahan nutrisi fetal yang berhubungan dengan berkurangnya peredaran
darah dan makanan ke fetal (janin)
Intervensi
|
Tujuan
|
Rasional
|
1.
Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya
nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan janin
2.
Periksa fundus uteri
3.
Pantau denyut jantung janin
|
1.
Perkembangan janin tidak terganggu
|
1.
Agar ibu mneyadari akan pentingnya
nutrisi bagi janin dan ibu mengetahui akan kebutuhan nutrisi
2.
Fingsi fundus uteri yang tidak sesuai
dengan usia kehamilan dapat menjadi bahan penilaian akan nutrisi janin
3.
Denyut jantung janin yang masih dalam
keadaan normal dan aktif menandakan janin masih dalam keadaan baik.
|
DAFTAR
PUSTAKA
Bobak dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC
Mitayani.2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika
Ratna Hidayani.2009. Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis
dan Patologis. Jakarta : Salemba Medika
0 komentar:
Posting Komentar