Terupdate

Minggu, 27 Desember 2015

HIPEREMESIS GRAVIDARUM



 
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Ibu hamil pada trimester 1 sering mengalami emesis, mual dan muntah yang berlebihan. Sebagian ibu hamil tidak dapat mengatasi mual muntah sampai terjadi hiperemesis gravidarum yang berkelanjutan, mengganggu kehidupan sehari-hari, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Mual dan muntah yang berlebihan menyebabkan cairan tubuh berkurang. Sehingga darah menjadi kental (hemokonsentrasi) dan sirkulasi darah kejaringan terhambat. Jika hal ini terjadi, maka komsumsi O2 dan makanan kejaringan juga ikut berkurang, kekurangan makanan dan O2 kejaringan akan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan perkembangan janin yang dikandungnya. Pada kasus semacam ini diperlukan penanganan yang serius.

B.   Tujuan
1.    Dapat mengetahui konsep dasar medis dari Hiperemesis Gravidarum
2.    Mampu melaksanakan konsep dasar keperawatan dari Hiperemesis Gravidarum

C.   Manfaat
Manfaat yang dapat kita peroleh adalah kita sebagai perawat harus mengetahui bagaimana tanda-tanda orang yang mengalami penyakit Hiperemesis Gravidarum dan bagaimana pula cara untuk menangani penyakit tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A.   Konsep Dasar Medis
1.    Pengertian
Hiperemisis Gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan gangguan yang sering ditemui pada kehamilan trimester 1, kurang lebih 6 minggu setelah haid terkhir selama 10 minggu. Sekitar 60-80%  multi gravid mengalami mual muntah, namun gejala ini terjadi lebih berat hanya pada 1 diantara 1.000 kehamilan. (Mitayyani. 2009)

2.    Etiologi
Berikut ini adalah hal-hal yang menjadi penyebab Hiperemesis Gravidarum :
1.    Sering terjadi pada primigravida, molahidatidosa, dan kehamilan ibu akibat peningkatan kadar HCG.
2.    Faktor organic, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan yang metabolic,
3.    Faktor psikologis, keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya.
4.    Faktor endokrin lainnya : hiprtiroid, diabetes, dan sebagainya.



3.    Patofisiologi
Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang meningkat dalam darah sehingga mempengaruhi system pencernaan, tetapi mual dan muntah yang terjadi terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, serta penurunan klorida urine yang selanjutnya menyebabkan  hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik.
Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna, sehingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lender esophagus dan lambung dapat robek (sidrom Mallory-Weiss), sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal.

4.    Manifestasi klinik
Sampai saat ini tidak kesepakatan mengenai batasan seberapa banyak mual dan muntah yang dikeluarkan pada Hiperemesis Gravidarum. Akan tetapi apabila mual dan muntah berpengaruh terhadap keadaan umum ibu, sudah dianggap sebagai Hiperemesis Gravidarum. Tingkat Hiperemesis Gravidarum antara lain :
1.    Hiperemesis Gravidarum Tingkat 1
a.    Termasuk tingkat ringan.
b.    Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan nyeri pada epigastrium, denyut nadi meningkat, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, serta mata cekung.  

2.    Hiperemesis Gravidarum Tingkat II
a.    Termasuk tingkat sedang
b.    Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, apatis, turgor kulit mulai butuk, lidah kering dan kotor, nadi teraba lemah dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi). Ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tekanan darah menurun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi, dapat juga terjadi aseton uria serta nafas bau aseton.

3.    Hiperemesis Gravidarum Tingkat III
a.    Termasuk tingkat berat
b.    Keadaan umum buruk, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi teraba lemah dan cepat, dehidrasi berat, suhu badan naik, tekanan darah turun serta terjadi ikterus. Jika sampai timbul komplikasi dapat berakibat fatal, berupa mempengaruhi susunan saraf pusat, ensefalopati wernicke dengan adanya nistagmus, diplopia dan perubahan mental.

`5. Penatalaksanaan Medik
       Pengobatan yang baik pada emesis dapa mencegah terjadinya Hiperemesis Gravidarum. Keadaan muntah berlebih dan dehidrasi ringan pada emesis gravidarum sebaiknya segera dilakukan perawatan, sehingga dapat mencegah terjadinya Hiperemesis Gravidarum. Konsep pengobatan yang diberikan antara lain :

1.    Isolasi dan Terapi Psikologis
a.    Isolasi di ruangan yang dilakukan dengan baik dapat meringankan Hiperemesis Gravidarum karena perubahan suasana rumah tangga
b.    Koseling dan Edukasi (KIE) tentang kehamilan yang dilakukan untuk menghilangkan faktor psikis rasa takut
c.    Member informasi tentang diet ibu hamil dengan makan tidak sekaligus banyak, tetapi dalam porsi yang sedikit namun sering
d.    Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi karena akan membuat ibu hamil mengalami pusing, mual dan muntah.

2.    Pemberian cairan pengganti
Pada keadaan darurat dapat diberikan cairan pengganti, sehingga dehidrasi dapat diatasi.
Cairan pengganti yang dapat diberikan antara lain :
a.    Glukosa 5%-10%;
b.    Cairan yang ditambah vitamin C, B kompleks, atau kalium yang diperlukan untuk kelancaran metabolism.
Selama rehidrasi keseimbangan cairan (baik yang masuk dan keluar), nilai tekanan darah, jumlah nadi, suhu dan rerata pernafasan harus terpantau. Lancarnya pengeluaran urine memberikan petunjuk bahwa kaedaan ibu berangsur-angsur membaik.

3.    Obat yang dapat diberikan
Sebagai seorang perawat yang professional, pemberian obat pada Hiperemesis Gravidarum sebaiknya berkolaborasi dngan Dokter, sehingga dapat dipilih obat-obatan yang tidak bersifat teratogenik, yang dapat menyebabkan kelainan congenital/cacat bawaan pada bayi. Sediaan obat yang dapat diberikan pada kasus Hiperemesis Gravidarum diantaranya adalah sebagai berikut :
a.    Sedative ringan
b.    Fenobaarbital (luminal) 30 mg
c.    Valium
d.    Antihistamin
e.    Avopreg
f.     Vitamin, terutama vitamin B kompleks
g.    Vitamin C
h.    Anti alergi

4.    Bila selama 24 jam ibu tidak muntah, coba berikan makan dan minum sedikit demi sedikit.
5.    Berikan terapi psikologis yang meyakinkan ibu bahwa penyakitnya bias disembuhkan serta menghilangkan perasaan takut akan kehamilan dan konflik yang melatar belakangi hiperemesis.
6.    Menghentikan kehamilan
Beberapa kasus pengobatan ibu dengan kasus Hiperemesis Gravidarum yang tidak berhasil menjadi kemunduran dan kondisi ibu semakin menurun, sehingga pertimbangan untuk mengakhiri kehamilan. Keadaan yang memerlukan pertimbangan untuk mengakhiri kehamilan diantaranya adalah :
a.    Gangguan jiwa
b.    Gangguan penglihatan
c.    Gangguan fisiologi tubuh




B.   Konsep Dasar Keperawatan
1.    Pengkajian
Langkah pertama dalam pengkajian ibu Hiperemesis Gravidarum adalah mengumpulkan data.
1.    Data Riwayat Kesehatan
a.    Riwayat kesehatan sekarang
Terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu sesuai dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum, yaitu : mual dan muntah yang terus menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan terasa asam dimulut, serta kontipasi dan demam.
b.    Riwayat kesehatan dahulu
*      Kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum sebelumnya.
*      Kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan yang menyebabkan mual muntah
c.    Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga
2.    Data fisik biologis
Data yang dapat ditemukan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum adalh mammae yang membengkak, hiperpigmentasi pada areola mammae, terdapat kloasma gravidarum, mukosa membrane dan bibir kering, turgor kulit buruk, mata cekung dan sedikit ikterik, ibu tampak pucat dan lemah, takikardi, hipotensi serta pusing dan kehilangan kesadaran.

3.    Riwayat menstruasi
a.    Kemungkinan menarche usia 12-14 tahun
b.    Siklus 28-30 hari
c.    Lamanya 5-7 hari
d.    Banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari
e.    Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala dan muntah.
4.    Riwayat perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkawinan usia muda
5.    Riwayat kehamilan dan persalinan
a.    Hamil muda : ibu pusing, mual,  dan muntah, serta tidak ada nafsu makan.
b.    Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan berat badan, tekanan darah, dan tingkat kesadaran.
6.    Data psikologi
Riwayat psikologi sangat penting untuk dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa ibu sehubungan dengan perilaku terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil, mudah marah, cemas, takut akan kegagalan persalinan, mudah menangis, sedih, srta kekecewaan dapat memperberat mual dan muntah. Pola pertahanan diri (koping) yang digunakan ibu bergantung pada pengalamannya terhadap kehamilan serta dukungan dari keluarga dan perawat.
7.    Data social ekonomi
Hiperemesis gravidarum bias terjadi pada semua golongan ekonomi, namun pada umumnya terjadi pada tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal ini diperkirakan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki.
8.    Data penunjang
Data penunjang didapat dari hasil laboratorium, yaitu pemeriksaan darah dan urine. Pemeriksaan darah yaitu nilai hemoglobin dan hematokrit yang meningkat menunjukkan  hemokonsentrasi yang berkaitan dengan dehidrasi. Pemeriksaan urinalisis yaitu urine yang sedikit dan konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya aseton di dalam urine.

2.    Diagnose Keperawatan
Dari pengkajian yang telah diuraikan, maka ada beberapa kemungkinan diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan.
1.    Kekurangan cairan dan elektrolit yang b/d muntah yang berlebihan dan pemasukan yang tidak adekuat.
2.    Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang b/d mual dan muntah terus-menerus.
3.    Nyeri pada epigastrium yang b/d muntah yang berulang
4.    Risiko intoleransi aktivitas fisik yang b/d kelemahan dan kurangnya  intake nutrisi.
5.    Risiko perubahan nutrisi fetal yang berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah dan makanan ke fetal (janin)





3.    Intervensi Keperawatan
§  Dx.1 Kekurangan cairan dan elektrolit yang b/d muntah yang berlebihan dan pemasukan yang tidak adekuat.
Intervensi
Tujuan
Rasional
1.    Istirahatkan ibu ditempat yang nyaman



2.    Pantau tanda-tanda vital serta tanda-tanda dehidrasi
3.    Kolaborasi dengan dokter dlam pemberian cairan infuse

4.    Pantau tetes cairan infuse



5.    Catat intake dan output
6.    Setelah 24 jam anjurkan untuk minum tiap jam
1.    Kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi
1.    Istirahat akan menurunkan kebutuhan energy kerja yang membuat metabolism tidak meningkat, sehingga tidak merangsang terjadinya mual dan muntah.
2.    Untuk mengetahuhi sejauh mana keadaan umum dan kekurangan cairan pada ibu.
3.    Untuk mengganti jumlah cairan elektrolit yang hilang dengan cepat, sehingga dapat mencegah keadaan yang lebih buruk pada ibu.
4.    Jumlah tetesan infuse yang tidak dapat menyebabkan terjadinya kelebihan dan kekurangan cairan didalam system sirkulasi.
5.    Mengetahui keseimbangan cairan didalam tubuh
6.    Dapat menambah pemasukan cairan melalui oral
§  Dx 2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang b/d mual dan muntah terus-menerus.
Intervensi
Tujuan
Rasional
1.    Kaji kebutuhan nutrisi ibu


2.    Observasi tanda-tanda kekurangan nutrisi

3.    Setelah 24 jam pertama beri makanan dalam porsi kecil tetapi sering

4.    Berikan makanan dalam keadaan hangat dan bervariasi

5.    Berikan makanan yang tidak berlemak dan tidak berminyak
1.    Kebutuhan nutrisi terpenuhi
1.    Dapat dinilai sejauh mana kekurangan nutrisi pada ibu dan menentukan langkah, selanjutnya
2.    Untuk megetahui sejauh mana kekurangan nutrisi akibat muntah yang berlebihan
3.    Dapat mengurangi pemenuhan lambung dan mengurangi kerja peristaltic usus serta memudahkan proses penyerapan
4.    Untuk menambah nafsu makan ibu, sehingga kebutuhan nutrisinya dapat dapat terpenuhi.
5.    Mengurangi rangsangan saluran pencernaan, sehingga diharapkan mual dan muntah berkurang.



§  Dx 3. Nyeri pada epigastrium yang b/d muntah yang berulang
Intervensi
Tujuan
Rasional
1.    Kaji tingkat nyeri



2.    Atur posisi ibu dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makan
3.    Perhatikan kebersihan mulut ibu sesudah dan sebelum makan


4.    Alihkan perhatian ibu pada hal yang menyenagkan
5.    Anjurkan ibu untuk beristirahat dan batasi pengunjung




1.    Rasa nyaman terpenuhi
1.    Dapat diketahui tingkat nyeri pada ibu dan menentukan tingakan selanjutnya
2.    Dapat mengurangi tekanan pada gastrointestinal, sehingga dapat mencegah muntah yang berulang
3.    Kebersihan mulut ibu yang baik dan terpelihara dapat menimbulkan rasa nyaman juga diharapkan dapa mengurangi mual dan muntah
4.    Dapat melupakan rasa nyeri akibat muntah yang berulang
5.    Dengan istirahat yang cukup dan membatasi pengunjung dapat menambah ketenangan pada ibu



§  Dx. 4. Tidak efektifnya pola pertahanan diri yang b/d efek psikologis terhadap kehamilan dan perubahan peran sebagai ibu.
Intervenzi
Tujuan
Rasional
1.    Bantu ibu u/ engungkapkan perasaannya secara langsung terhadap kehamilan
2.    Dengarkan keluhan ibu dengan penuh perhatian
3.    Diskusikan bersama ibu mengenai masalah yang dihadapi dan pemecahan masalah yang dapat dilakukan
4.    Bantu ibu untuk memecahkan masalanya, terutama yang berhubungan dengan kehamilan
5.    Dukung ibu dalam menemukan pemecahan masalah yang konstruktif
1.    Pola pertahanan diri efektif
1.    Dengan mengungkapkan perasaannya, dapat diketahui reaksi ibu terhadap kehamilannya


2.    Ibu merasa diperhatikan dan tidak sendiri dalam mengatasi masalahnya
3.    Melalui diskusi dapat diketahui koping ibu dalam menghadapi masalahnya

4.    Dengan membantu memecahkan masalah ibu, maka perawat dapat menemukan pemecahan masalah
5.    Dukungan dapat menambah rasa percaya diri ibu dalam menemukan pemecahan masalah




§  Dx. 5 Risiko perubahan nutrisi fetal yang berhubungan dengan berkurangnya peredaran darah dan makanan ke fetal (janin)
Intervensi
Tujuan
Rasional
1.    Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan janin
2.    Periksa fundus uteri





3.    Pantau denyut jantung janin
1.    Perkembangan janin tidak terganggu
1.    Agar ibu mneyadari akan pentingnya nutrisi bagi janin dan ibu mengetahui akan kebutuhan nutrisi
2.    Fingsi fundus uteri yang tidak sesuai dengan usia kehamilan dapat menjadi bahan penilaian akan nutrisi janin
3.    Denyut jantung janin yang masih dalam keadaan normal dan aktif menandakan janin masih dalam keadaan baik.




DAFTAR PUSTAKA
Bobak dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC
Mitayani.2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika
Ratna Hidayani.2009. Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta : Salemba Medika

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com

Sponsor