Terupdate

Minggu, 27 Desember 2015

Demam reumatik(DR)



PEMBAHASAN

    I.            KONSEP MEDIS
A.            Defenisi
Demam reumatik(DR) adalah penyakit inflamasi yang mengenai jantung,sendi,sistem pusat dan jaringan subkutan.(Wong,2009:1095)

Demam reumatik adalah suatu penyakit radang yang terjadi setelah adanya infeksi streptococcus golongan beta hemolitik A,yang dapat menyebabkan lesi patologis di daerah jantung,pembuluh darah,sendi,jaringan subkutan.(Aziz Alimul,2006:57)

Demam reumatik adalah suatu penyakit peradangan autoimun yang mengenai jaringan konektif jantung,tulang,jaringan subkutan dan pembuluh darah pada pusat sistem persarafan,sebagai akibat dari infeksi beta streptococus hemolyticus grup A.(Suriadi,2005:67)

Demam Reumatik ( DR ) adalah suatu sindromklinik akibat infeksi Streptokokkus bet-hemolyticus golongan A. (Ngastiyah,2005 :112 )

Demam reumatik merupakan penyakit peredangan akut yang dapat menyertai faringitis yang disebabkan oleh Streptococus beta-hemolyticus group A. (Arief Mansjoer,2000:454).





B. Etiologi
Infeksi Streptococcus beta-hemolyticus group A pada tenggorok selalu mendahului terjadinya demam reumatik, baik pada serangan pertama ataupun serangan ulang.
Bukti kuat mendukung hubungan antara infeksi pernapasan atas dengan streptococcus grup A dan perkembangan lanjut Demam reumatik biasanya(2-6 minggu)pada hampir semua kasus Demam Reumatik infeksi sebelumnya oleh streptococcus grup A dapat di ketahui melalui hasil laboratorium tentang peningkatan titer antibodi.Pencegahan atau pengobatan infeksi streptococcus grup A mencegah demam reumatik. .(Wong,2009:1095)


C. Patofisiologi
v  Demam reumatik adalah suatu hasil respon imunologi abnormal yang disebabkan oleh kelompok kuman A beta hemolytic strptococus yang menyerang pada pharynx.
v  Streptococus diketahui dapat menghasilkan tidak kurang dari 20 produk ekstrasel;yang penting diantaranya adalah streptolisin O streptolisin S,hialurronidase,streptokinase serta streptococcal erythrogenic toxin.Demam reumatik yang terjadi diduga akibat kepekaan tubuh yang berlebihan terhadap beberapa produk tersebut.
v  Sensivits sel B antibodi memproduksi antistreptococus yang membentuk imun kompleks.Reaksi silang imin kompleks tersebut dengan sarcolema kardiak menimbulkan respon peradangan myocardial dan valvular.Peradangan biasanya terjadi pada katup mitral yang mana akan menjadi skar dan kerusakan permanen.
v  Demam reumatik terjadi 2-6 minggu setelah tidak ada pengobatan atu pengobatan yang tidak tuntas karena infeksi saluran napas atas oleh kelompok kuman A betahemolytic
v  Mungkin ada predisposisi genetik dan ruangan yang sesak khususnya diruangan kelas atau tempat tinggal yang dapat meningkatkan resiko.
v  Penyebab utama morbiditas dan mortalitas adalah fase akut dan kronik dengan karditis. A.(Suriadi,2005:67)

D.            Manifestasi Klinis
Dihubungkan dengan diagnosis, manisfestasi klinis pada demam reumatik akut dibedakan atas manifestasi mayor dan minor.
v  Manifestasi mayor
*      Karditis
Karditiis reumatik merupakan proses peredangan aktif yang mengenai endokardium, miokardium, dan pericardium.Gejala awal adalah rasa lelah, pucat dan anoreksia.Tanda klinis karditis meliputi takikardi, disritmia, bising patologis, adanya kardiomegali, secara radiologi yang makin lama makin membesar, adanya gagal jantung, dan tanda perikarditis ( nyeri sekitar umbilicus dan terdengar friction rub ). Pada insufisiensi mitral terdapat bising pansistolik dengan puntum maksimum di apeks,penjalaran akisilla kekiri pat stenosis ; bila terdapat stenosis mitral relative timbul bising Carey Coombs. Pada insufisiensi aorta terdapat bising diastolic dini bernada tinggi disela iga ketiga kiri, perabaan nadi dapat berupa water-hammer pulse.
*      Artritis
Artritis terjadi pada sekitar 70% pasien dengan demam reumatik,  bersifat asimetris dan berpindah-pindah ( poliartritis migrans ), ditandai oleh nyeri yang hebat , bengkak , eritema dan demam.
*      Korea Sydenham
Korea mengenai 15% pasien demam reumatik ,berupa gerakan yang tidak di sengaja dan tidak bertujuan atau inkoordinasi maskular,biasanya pada otot wajah dan ekstremitas,serta emosi yang labil.
*      Eritema marginatum
Eritema marginatum di temukan pada lebih-kurang 5% pasien .tidak gatal ,macular,dengan tepieritema yang menjalar mengelilingi kulit yang tampak normal. Tersering pada batang tubuh  dan tungkai proksimal,serta tidak melibatkan wajah.
*      Nodulus subkutan
Di temukan pada sekitar 5-10% pasien. Nodul berukuran  antara 0,5 sampai 2 cm,tidak nyeri,dan dapat bebas digerakkan.Nodulus umumnya terdapat pada permukaan ekstensor sendi , terutama pada siku,  ruas jari, lutut, dan persendian kaki.kulit yang menutupinya tidak menunjukkan tanda radang.
v  Manifestasi minor
Manifestasi minor pada demam reumatik akut dapat berubah demam yang bersifat remiten, artralgia, nyeri abdomen, anoreksia, nausea, dan muntah. . (Arief Mansjoer,2000:454-455).

E. Penatalaksanaan Medis
 Dasar pengobatan Demam Reumatik terdiri dari:
v  Istirahat; bergantung pada ada tidaknya dan berat serta ringannya karditis.
v  Eradikasi kuman streptookok .untuk Negara berkembang WHO menganjurkan penggunaan benzatin penisilin 1,2 juta 1M.bila alergi terhadap penisilin digunakan eritromisin 20 mg/kg BB 2 kali sehari selama 10 hari.
v  Penggunaan obat antiradang bergantung terdapatnya dan beratnya karditis dengan kardiomegali atau gagal jantung
v  Pengobatan suportif, berupa diet tinggi kalori dan protein serta vitamin ( terutama vitamin C )dan pengobatan terhadap komplikasi. . (Ngastiyah,2005 :116-117 )


II.            ASUHAN KEPERAWATAN
1.   Pengkajian Keperawatan
v  Riwayat penyakit
v  Monitor komplikasi jantung (CHF dan arrhytmia)
v  Auskultasi jantung bunyi jantung melemah dengan iramah derap diastole
v  Tanda-tanda vital (TTV)
v  Kaji adanya nyeri
v  Kaji adanya peradangan nyeri
v   Kaji adanya lesi pada kuliA.(Suriadi,2005:69)

2.  Diagnosa Keperawatan
Diagnosa atau masalah keperawatan yang terjadi pada anak dengan demam reumatik dapat ditemukan diagnosis sebagai berikut:
1)      Penurunan curah jantung
2)      Resiko cedera
3)      Intoleransi aktifitas
4)      Kurang pengetahuan.(Aziz Alimul,2006:58)

3.  Intervensi  Keperawatan
1)      Dx 1 : Penurunan curah jantung
Terjadi penurunan curah jantung ini kemungkinan disebabkan oleh proses inflamasi dan kerusakan jaringan miokardium atau karena adanya insufifisiensi aorta dan lain sebagainya.
Tujuan : tindakan keperawatan diarahakan untuk mempertahankan curah jantung yang normal.
Intervensi :
ü  Monitor tanda dan gejala penurunan curah jantung
ü  Monitor EKG pertahankan tirah baring atau alternatifnya penurunan aktifitas
ü  Kalaborasi dalam pemberian kortikosteroid dan catat efek samping seperti adanya retensi natrium,kehilangan kalium,dan lain-lain
ü  Monitoring kardiovaskuler seperti nadi,pengisapan kapiler,bunyi napas,warna kulit,dan memberikan obat
ü  Monitoring tanda hipokalemia seperti kelemahan otot,hipotensi,distrimia,tkikardi,iritabilitas,mengantuk,dan tanda hiperkalemia seperti kelemahan otot,kedutan,bradikardia,oligouri,apnea.
ü  Monitoring kadar kalium karena dapat menyebabkan taksiritas digoxin.

2)      Dx 2 : Resiko cedera
Resiko terjadi cedera dapat disebabkan karena adnya organisme streptococcus serta adanya kerentanan dari kekambuhan demam reumatik dan endeokartitis.
Tujuan : tindakan keperawatan dapat diarahkan pada kepatuhan proses terapi sehingga kemungkinan cedera atau komplikasi tidak ada.
Intervensi :
ü  Berikan antibiotik bila ada indikasi
ü  Berikan istirahat yang cukup dan nutrisi yang adekuat
ü  Berikan salisilat untuk mengendalikan proses inflamasi
ü  Berikan prednison untuk mengatasi perikarditis
ü  Batasi aktifitas





3)      Dx 3 : Intoleransi aktivitas
Terjadinya intoleransi aktivitas ini karena adanya proses imflamasi pada jantung,maka untuk mengatasinya anak mempertahankan kondisi istirahat atau aktivitas seminimal mungkin.
Tujuan : tindakan keperawatan diarahkan untuk proses penyembuhan inflamasi pada jantung.
Intervensi :
ü  Pertahankan tirah baring sampai dengan nilai laboratorium membaik
ü  Monitor peningkatan aktivitas secara bertahap
ü  Sedikit mungkin di pindahkan
ü  Pertahankan kesejajaran tubuh
ü  Lakukan perubahan posisi anak setiap 2 jam..(Aziz Alimul,2006:59-60)














DAFTAR  PUSTAKA

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2.  Jakarta :EGC.
Hidayat, Aziz Alimul. 2006. PENGANTAR ILMU KEPERAWATAN ANAK BUKU 2. Jakarta : Penerbit Salemba Medika.
Suriadi,dkk. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta : PT. PERCETAKAN PENEBAR SWADAYA.
Mansjoer, Arief, dkk. 2000. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN. Jakarta : Media Aesculapius.
Wong, Donna L, dkk. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 2 EDISI 6. Jakarta : EGC.

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com

Sponsor