KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini tepat waktu.
Penulis menyadari sejak menyusun makalah ini banyak hambatan
dan tantangan yang kami hadapi namun berkat usaha maksimal dan kemauan penulis
serta tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak, segalanya dapat
dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu penulis menghanturkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada Ibu Harmawati, S.Kep. Ns. selaku dosen pembimbing KMB
I, dan kedua orang tua saya yang senantiasa memberikan motivasi,dan teman-teman
yang telah memberikan masukan demi kesuksesan dalam penyusunan makalah ini.
Semoga segala bantuan yang telah
diberikan kepada kami mendapat Imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa makalah
ini jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu,kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan demi kesuksesan makalah berikutnya.
Akhirnya penulis berharap, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membutuhkannya dan penulis pada
khususnya amin....
Makassar, 07
Desember 2011
Penulis
Kelompok 10
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….. 2
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….. 3
A. Latar
Belakang ……………………………………………………………… 3
B. Tujuan
Penulisan …………………………………………………………… 3
C. Metode
Penulisan …………………………………………………………… 3
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………… 4
A. Defenisi ……………………………………………………………………..
4
B. Etiologi …………………………………………...…………………………. 4
C. Tanda dan Gejala …………………………………...………………………. 5
D. Patofisiologi …………………………………………………...……………. 5
E. Pemeriksaan Diagnostik …………………………………………………….
7
F. Komplikasi ……………………………………………………..…………… 7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN……………………………………………... 8
BAB III PENUTUP …………………………………………….………………….
15
A. Kesimpulan …………………………………………………………….….. 15
B. Saran …………………………………..……………………………….….. 15
DAFTAR PUSTAKA …………………………...……………………….……...…
16
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
·
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang
dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan
serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
·
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai
nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)
- Tujuan Penulisan
Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk menggambarkan dan menjelaskan konsep
dasar hepatitis dan Askep Hepatitis
- Model Penulisan
Dalam
penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu
menggambarkan secara jelas konsep dasar hepatitis dan Askep Hepatitis
BAB II
PEMBAHASAN
HEPATITIS
A.
DEFINISI
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan
yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap
obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai
nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)
B.
ETIOLOGI
- Virus
|
Type A
|
Type B
|
Type C
|
Type D
|
Type E
|
Metode transmisi
|
Fekal-oral melalui orang lain
|
Parenteral seksual,
perinatal
|
Parenteral jarang seksual,
orang ke orang, perinatal
|
Parenteral perinatal,
memerlukan koinfeksi dengan type B
|
Fekal-oral
|
Keparah-an
|
Tak ikterik dan asimto-
matik
|
Parah
|
Menyebar luas, dapat berkem-bang sampai kronis
|
Peningkatan insiden kronis dan gagal hepar akut
|
Sama dengan D
|
Sumber virus
|
Darah, feces, saliva
|
Darah, saliva, semen,
sekresi vagina
|
Terutama melalui darah
|
Melalui darah
|
Darah, feces, saliva
|
- Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol
sirosis.
- Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga
sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.
C.
TANDA DAN GEJALA
- Masa tunas
Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)
Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)
Virus
non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata
50 hari)
- Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi
virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali
timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh
badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama
sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5
hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
- Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat,
penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera
yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah
10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu
dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.
- Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual,
rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari
setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai
merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.
D.
PATOFOSIOLOGI
Inflamasi
yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan
oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional
dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah
sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada
hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini
menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya,
sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan
digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh
karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi
hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi
virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang
memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan
sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi
masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan
duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin
tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.
Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus,
karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada
duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin
yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul
disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan
eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin
oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut
dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan
bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin
terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang
akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
E.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Laboratorium
a.
Pemeriksaan pigmen
- urobilirubin direk
- bilirubun serum total
- bilirubin urine
- urobilinogen urine
- urobilinogen feses
b.
Pemeriksaan protein
- protein totel serum
- albumin serum
- globulin serum
- HbsAG
c.
Waktu protombin
- respon waktu
protombin terhadap vitamin K
d.
Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
- AST atau SGOT
- ALT atau SGPT
- LDH
- Amonia serum
2.
Radiologi
- foto rontgen abdomen
- pemindahan hati denagn
preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif
- kolestogram dan kalangiogram
- arteriografi pembuluh darah
seliaka
3.
Pemeriksaan tambahan
- laparoskopi
- biopsi hati
F.
KOMPLIKASI
Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang
disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium
lanjut ensefalopati hepatik. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan
menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada
alkoholik.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
PENGKAJIAN
Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya
kerusakan/gangguan hati
1.
Aktivitas
ð
Kelemahan
ð
Kelelahan
ð
Malaise
ð
2.
Sirkulasi
ð
Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
ð
Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
3.
Eliminasi
ð
Urine gelap
ð
Diare feses warna tanah liat
4.
Makanan dan Cairan
ð
Anoreksia
ð
Berat badan menurun
ð
Mual dan muntah
ð
Peningkatan oedema
ð
Asites
5.
Neurosensori
ð
Peka terhadap rangsang
ð
Cenderung tidur
ð
Letargi
ð
Asteriksis
6.
Nyeri / Kenyamanan
ð
Kram abdomen
ð
Nyeri tekan pada kuadran kanan
ð
Mialgia
ð
Atralgia
ð
Sakit kepala
ð
Gatal ( pruritus )
7.
Keamanan
ð
Demam
ð
Urtikaria
ð
Lesi makulopopuler
ð
Eritema
ð
Splenomegali
ð
Pembesaran nodus servikal posterior
8.
Seksualitas
ð
Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada
penderita hepatitis :
1.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan
metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan
metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
2.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan
hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3.
Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi
darah sekunder terhadap inflamasi hepar
4.
Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder
terhadap hepatitis
5.
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan
berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam
garam empedu
6.
Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan
sifat menular dari agent virus
G.
INTERVENSI
1.
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan
atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan
untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
Hasil yang
diharapkan
: Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium
normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
a. Ajarkan dan bantu klien
untuk istirahat sebelum makan
R/ keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan
b. Awasi pemasukan diet/jumlah
kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan pagi paling sering
R/ adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal dan
menurunkan kapasitasnya.
c. Pertahankan hygiene mulut
yang baik sebelum makan dan sesudah makan
R/ akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa tak
sedap yang menurunkan nafsu makan.
d. Anjurkan makan pada posisi
duduk tegak
R/ menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat
meningkatkan pemasukan
e. Berikan diit tinggi kalori,
rendah lemak
R/ glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi,
sedangkan lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani
hepar.
2.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Hasil yang
diharapkan :
Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam
nyeri (tidak meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)
a.
Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat
digunakan untuk intensitas nyeri
R/ nyeri yang berhubungan
dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat peregangan secara
kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami perubahan
kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.
b.
Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap
nyeri
-
Akui adanya nyeri
-
Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang
nyerinya
R/ klienlah yang harus
mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami nyeri
c.
Berikan informasi akurat dan
-
Jelaskan penyebab nyeri
-
Tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui
R/ klien yang disiapkan
untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang sesungguhnya akan dirasakan
(cenderung lebih tenang dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat
penjelasan)
d. Bahas dengan dokter
penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi
R/ kemungkinan nyeri sudah
tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri.
3.
Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah
sekunder terhadap inflamasi hepar.
Hasil yang
diharapkan :
Tidak terjadi peningkatan suhu
a. Monitor tanda vital : suhu
badan
R/ sebagai indikator untuk
mengetahui status hypertermi
b. Ajarkan klien pentingnya
mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah
dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
R/ dalam kondisi demam terjadi peningkatan
evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi
c. Berikan kompres hangat pada
lipatan ketiak dan femur
R/ menghambat pusat simpatis
di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar
keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan
d. Anjurkan klien untuk memakai
pakaian yang menyerap keringat
R/ kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan
jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.
4.
Keletihan berhubungan dengan proses
inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
a. Jelaskan sebab-sebab
keletihan individu
R/ dengan penjelasan
sebab-sebab keletihan maka keadaan klien cenderung lebih tenang
b. Sarankan klien untuk tirah
baring
R/ tirah baring akan meminimalkan energi yang dikeluarkan sehingga
metabolisme dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit.
c. Bantu individu untuk
mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-kemampuan dan minat-minat
R/ memungkinkan klien dapat
memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang sangat penting dan meminimalkan
pengeluaran energi untuk kegiatan yang kurang penting
d. Analisa bersama-sama tingkat
keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak energi, waktu kelelahan,
aktivitas yang berhubungan dengan keletihan
R/ keletihan dapat segera
diminimalkan dengan mengurangi kegiatan yang dapat menimbulkan keletihan
e. Bantu untuk belajar tentang
keterampilan koping yang efektif (bersikap asertif, teknik relaksasi)
R/ untuk mengurangi keletihan baik fisik maupun
psikologis
5.
Resiko tinggi kerusakan
integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi
pigmen bilirubin dalam garam empedu
Hasil yang
diharapkan :
Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
a. Pertahankan kebersihan tanpa
menyebabkan kulit kering
-
Sering mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan
(kadtril, lanolin)
-
Keringkan kulit, jaringan digosok
R/ kekeringan meningkatkan
sensitifitas kulit dengan merangsang ujung syaraf
b. Cegah penghangatan yang
berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan dingin dan kelembaban rendah,
hindari pakaian terlalu tebal
R/ penghangatan yang berlebih menambah pruritus dengan meningkatkan
sensitivitas melalui vasodilatasi
c. Anjurkan tidak menggaruk,
instruksikan klien untuk memberikan tekanan kuat pada area pruritus untuk
tujuan menggaruk
R/ penggantian merangsang pelepasan hidtamin, menghasilkan lebih banyak
pruritus
d. Pertahankan kelembaban
ruangan pada 30%-40% dan dingin
R/ pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan kelembaban kekeringan
6.
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan
cairan intraabdomen, asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret.
Hasil yang
diharapkan :
Pola nafas adekuat
Intervensi :
a.
Awasi frekwensi , kedalaman dan upaya pernafasan
R/ pernafasan dangkal/cepat kemungkinan terdapat hipoksia
atau akumulasi cairan dalam abdomen
b.
Auskultasi bunyi nafas tambahan
R/ kemungkinan menunjukkan adanya akumulasi cairan
c.
Berikan posisi semi fowler
R/ memudahkan pernafasan denagn menurunkan tekanan pada
diafragma dan meminimalkan ukuran sekret
d.
Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
R/ membantu ekspansi paru
dalam memobilisasi lemak
e.
Berikan oksigen sesuai kebutuhan
R/ mungkin perlu untuk
mencegah hipoksia
7.
Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari
agent virus
Hasil yang
diharapkan :
Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
a.
Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat
untuk menangani semua cairan tubuh
-
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien
atau spesimen
-
Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan
tubuh
-
Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah
yang tepat, jangan menutup kembali atau memanipulasi jarum dengan cara apapun
R/ pencegahan tersebut dapat memutuskan metode transmisi virus hepatitis
b.
Gunakan teknik pembuangan sampah
infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat untuk membersihkan
peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi
R/ teknik ini membantu melindungi orang lain dari kontak dengan materi
infeksius dan mencegah transmisi penyakit
c.
Jelaskan pentingnya mencuci tangan
dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung lain dan petugas pelayanan
kesehatan.
R/ mencuci tangan
menghilangkan organisme yang merusak rantai transmisi infeksi
d. Rujuk ke petugas pengontrol
infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat
R/ rujukan tersebut perlu untuk mengidentifikasikan
sumber pemajanan dan kemungkinan orang lain terinfeksi
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
·
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang
dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan
serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
·
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai
nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)
B. SARAN
Setelah
kita membaca makalah diatas kita dapat menggambarkan dan menjelaskan konsep
dasar hepatitis dan Askep Hepatitis.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC,
Jakarta.
Gallo,
Hudak, 1995, Keperawatan Kritis, EGC,
Jakarta.
Hadim
Sujono, 1999, Gastroenterologi,
Alumni Bandung.
Moectyi, Sjahmien, 1997, Pengaturan
Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit, Gramedia Pustaka Utama
Jakarta.
Price,
Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta.
Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart. Alih bahasa Agung Waluyo,
Edisi 8, jakarta, EGC, 2001.
Susan,
Martyn Tucker et al, Standar Perawatan
Pasien, jakarta, EGC, 1998.
Reeves,
Charlene, et al,Keperawatan Medikal Bedah,
Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi I, jakarta, Salemba Medika.
Sjaifoellah Noer,H.M, 1996, Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga, Balai Penerbit FKUI, jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar