Terupdate

Minggu, 06 Desember 2015

KANKER TULANG



KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allh SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga makalah kami yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL KANKER TULANG” dapat selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang telah kami peroleh dari buku ataupun sumber-sumber yang lain yang telah kami baca dan pelajari.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik  yang membangun sangat kami harapkan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

                                          Makassar,    Mei 2008

                                                Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

Diperkirakan terdapat 2000 kasus baru kanker tulang pada tahun 1994. Penderita pria akan berjumlah sebesar 1100 kasus dari kasus tersebut dan penderita wanita lebih sedikit dengan perkiraan sebanyak 900 kasus. Perkiraan angka kematiannya mencapai 1075 kasus. Penyakit ini menunjukkan pola bimodal dengan puncak kejadian antara usia 15 sampai 19 tahun dan setelah 65 tahun.
Ada sekitar 5000 kasus baru didiagnosis setiap tahunnya terdiagnosis di Amerika serikat dan kira-kira 3000 orang meninggal setiap tahunnya.
Radiasi dosis tinggi, adanya kecenderungan keluarga pada kanker tulang dan beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit Paget yang tampaknya mencetuskan individu pada kanker tulang.






BAB II
KONSEP MEDIS

A. PENGERTIAN
Terdapat 2 macam kanker tulang, yaitu:
1. Kanker tulang metastatik atau kanker tulang sekunder: kanker dari organ lain yang menyebar ke tulang, jadi kankernya bukan berasal dari tulang. Contohnya adalah kanker paru yang menyebar ke tulang, di mana sel-sel kankernya menyerupai sel paru dan bukan merupakan sel tulang.
2. Kanker tulang primer: merupakan kanker yang berasal dari tulang.
Yang termasuk ke dalam kanker tulang primer adalah:
a. Mieloma multiple
Mieloma multiple merupakan kanker tulang primer yang paling sering ditemukan, yang berasal dari sel sum-sum tulang yang menghasilkan sel darah. Umumnya terjadi pada orang dewasa. Tumor ini dapat mengenai satu atau lebih tulang, sehingga nyeri dapat muncul pada satu tempat atau lebih. Pengobatannya rumit, yaitu meliputi kemoterapi, terapi penyinaran dan pembedahan.
b. Osteosarkoma
Osteosarkoma merupakan tumor tulang ganas, yang umumnya mengenai usia antara 10 sampai 25 tahun (pada tulang yang sedang tumbuh cepat). Osteosarkoma paling sering ditemukan pada anak-anak. Angka kejadian pada anak laki-laki dan anak perempuan adalah sama, tetapi pada akhir masa remaja tumor ini paling sering ditemukan pada anak laki-laki. Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi bukti-bukti mendukung bahwa osteosarkoma merupakan penyakit yang diturunkan.
Gejala yang sering ditemukan adalah nyeri dan pembengkakan pada ekstremitas yang terkena, keterbatasan gerak dan peningkatan suhu kulit di atas massa dan ketegangan vena. Tanda awal dari penyakit ini bisa merupakan patah tulang, karena tumor bisa menyebabkan tulang menjadi lemah.
Tulang yang paling sering terkena adalah femur distal, tibia proksimal dan humerus proksimal.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan, yaitu:
·         Rontgen tulang yang terkena
·         CT-Scan tulang yang terkena
·         Pemeriksaan darah (termasuk kimia serum)
·         CT-Scan dada untuk melihat adanya penyebaran ke paru-paru
·         Biposi terbuka
·         Skening tulang untuk melihat penyebaran tumor
c. Fibrosarkoma dan histiositoma fibrosa maligna
Merupakan 4% dari seluruh kasus keganasan tulang dan sering terjadi pada dewasa muda dan remaja. Kanker ini biasanya berasal dari jaringan lunak (jaringan ikat selain tulang: ligamen, tendo, lemak, otot). Tempat paling sering terkena adalah femur dan tibia dengan gejala yang paling sering adalah nyeri dan pembengkakan.
d. Kondrosarkoma
Kondrosarkoma adalah tumor yang terdiri dari sel-sel kartilago (tulang rawan) yang ganas.
Kondrosarkoma biasanya merupakan tumor yang pertumbuhannya lambat, tetapi dapat melakukan metastasis ke organ-organ yang jauh. Tempat yang paling sering terkena adalah pelvis, femur, humerus, vertebra, skapula dan tibia.
Kondrosarkoma harus diangkat seluruhnya melalui pembedahan karena tidak bereaksi pada kemoterapi maupun terapi penyinaran.
e. Tumor Ewing
Tumor Ewing terjadi pada 6% dari tumor ganas tulang. Tumor Ewing sering terjadi pada anak yang berusia antara 10 sampai 15 tahun dan jarang ditemukan pada anak yang berusia di bawah 10 tahun.
Tumor bisa tumbuh di bagian tubuh manapun, tetapi tempat yang paling sering terkena adalah tulang-tulang pelvis dan ekstremitas bawah. Tumor mudah bermetastase dan mengenai paru-paru.
Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah nyeri dan pembengkakan pada bagian yang terkena, penderita juga mungkin mengalami demam ringan.
f. Limfoma tulang maligna
Limfoma tulang maligna biasanya timbul pada usia 40 sampai 50 tahun. Bisa berasal dari tulang manapun atau berasal dari tempat lain di tubuh kemudian menyebar ke tulang. Biasanya tumor ini menimbulkan nyeri dan pembengkakan, dan tulang yang rusak lebih mudah patah. Pengobatannya yaitu terdiri dari kemoterapi dan terapi penyinaran.




B. ETIOLOGI
Sangat sedikit faktor resiko yang tampaknya berhubungan dengan kanker tulang. Radiasi dosis tinggi telah dikaitkan dengan perkembangan kanker tulang. Ada beberapa bukti adanya kecenderungan keluarga pada kanker tulang ini, selain itu beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit Paget yang tampak mencetuskan individu pada kanker tulang.

C. MANIFESTASI KLINIK
Nyeri yang mungkin timbul berbulan-bulan dan digambarkan sebagai nyeri tumpul, dalam dan perasaan seperti dilakukan pemboran pada tulang. Akan tetapi, awitan nyeri tajam dan kasar mungkin akan dirasakan jika timbul fraktur tulang patologis. Tanda dan gejala lainnya meliputi terang atau pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian.

D. EVALUASI DIAGNOSTIK
·         Sinar-x menunjukkan peningkatan atau penurunan densitas tulang, menunjukkan aktivitas tumor.
·         Pemindaian tulang untuk mendeteksi luasnya malignansi dan membantu terapi yang menyertainya.
·         CT-Scan dan MRI menunjukkan keterlibatan jaringan lunak dan lokasi tumor.
·         Serum fosfatase alkali biasanya meningkat (pada osteosarkoma).
·         Biopsi tulang mungkin perlu untuk memastikan diagnosis.

E. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat didiagnosis. Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pembuangan tumor, penghindaran amputasi kalau memungkinkan dan pemeliharaan fungsi secara maksimal dari anggota tubuh atau ekstremitas yang sakit. Penatalaksanaan terdiri dari pembedahan, kemoterapi, radioterapi, bioterapi atau terapi kombinasi.
Kondrosarkoma sangat sulit disembuhkan dengan kemoterapi dan pembedahan masih merupakan jenis penatalaksanaan yang utama.
Pembedahan radikal adalah tindakan utama untuk penatalaksanaan fibrosarkoma. Tumor ini radioresisten, sehingga konsekuensinya adalah radioterapi digunakan hanya untuk tumor-tumor yang tidak dapat dioperasi.
Tumor Ewing ditangani dengan radiasi dan/atau pembedahan yang dikombinasi dengan kemoterapi. Agen kemoterapi yang digunakan meliputi siklofosfamid, vinkristin, daktinomisin, doksorubisin, ifosfamid dan etoposid.
Osteosarkoma Pengobatannya berupa pembedahan, tetapi sebelum itu dilakukan kemoterapi terlebih dahulu, yang biasanya akan menyebabkan tumor mengecil. Kemoterapi yang diberikan, yaitu metotreksat dosis tinggi dan leukovorin, Doxorubicin (Adriamisin), Cisplatin, Cyclophosphamide (Sitoksan), Bleomycin.











BAB III
KONSEP KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
Pasien didorong untuk mediskusikan awitan dan perjalan gejala. Selama wawancara, perawat mencatat pemahaman pasien mengenai proses penyakit, bagaimana pasien dan keluarganya mengatasi masalah dan bagaimana pasien mengatasi nyeri yang dirasakannya. Pada pemeriksaan fisik, massa dipalpasi dengan lembut; ukuran dan pembengkakan jaringan lunak yang diakibatkannya dan nyeri tekan dicatat. Pengkajian status neurovaskuler dan rentang gerak ekstremitas merupakan data dasar sebagaipembanding kelak. Mobilitas dan kemampuan pasien melakukan aktivitas sehari-hari juga perlu dievaluasi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan pada pasien dengan kanker tulang meliputi:
1. Nyeri berhubungan dengan proses patologik dan pembedahan.
2. Resiko terhadap cedera: fraktur patologik berhubungan dengan tumor.
3. Gangguan harga diri berhubungan dengan hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja peran.
4. Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa takut tentang ketidaktahuan, persepsi tentang proses penyakit dan sistem pendukung tidak adekuat.
5. Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit dan program terapeutik.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan pada pasien dengan kanker tulang meliputi:
1. Nyeri berhubungan dengan proses patologik dan pembedahan
a. Kaji lokasi dan intensitas nyeri (skala 0-10).
R/:    Membantu dalam evaluasi kebutuhan dan keefektifan intervensi.
b. Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena.
R/:    Meningkatkan aliran balik vena, menurunkan edema dan menurunkan nyeri.
c. Dorong pasien menggunakan teknik manajemen stress, contoh napas dalam, visualisasi, aktivitas terapeutik.
R/:    Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian, dan dapat meningkatkan kemampuan koping, menghilangkan nyeri.
d. Berikan analgesik.
R/:    Analgesik diperlukan untuk memberikan penghilangan nyeri/ketidaknyamanan.
2. Resiko terhadap cedera: fraktur patologik berhubungan dengan tumor.
a. Pertahankan tirah baring/eksteremitas sesuai indikasi.
R/:    Meningkatkan stabilitas, menurunkan kemungkinan gagguan posisi.
b. Letakkan papan di bawah tempat tidur atau tempatkan pasien pada tempat tidur ortopedik.
R/:    Tempat tidur lembut atau lentur dapat membuat deformasi gips yang basah, mematahkan gips yang sudah kering.
3. Gangguan harga diri berhubungan dengan hilangnya bagian tubuh (amputasi) atau perubahan kinerja peran.
a. Kaji/pertimbangkan persiapan pasien dan pandangan terhadap amputasi.
R/:    Pasien yang memandang amputasi sebagai rekonstruksi akan menerima diri yang baru lebih cepat.
b. Dorong ekspresi ketakutan, perasaan negatif dan kehilangan bagian tubuh.
R/:    Ekspresi emosi membantu pasien mulai menerima kenyataan dan realitas hidup tanpa tungkai.
c. Perhatikan perilaku menarik diri, membicarakan diri tantang hal negatif, penggunaan penyangkalan atau terus menerus melihat perubahan nyata/yang diterima.
R/:    Mengidentifikasi tahap berduka/kebutuhan untuk intervensi.
d. Dorong partisipasi pasien dalam aktivitas sehari-hari.
R/: Meningkatkan kemandirian dan meningkatkan perasaan harga diri.
4. Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa takut tentang ketidaktahuan, persepsi tentang proses penyakit dan sistem pendukung tidak adekuat.
a. Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku, misalnya kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi dalam perencanaan pengobatan.
R/:    Mekanisme adaptif perlu untuk mengubah pola hidup seseorang, mengintegrasikan terapi yang diharuskan ke dalam kehidupan sehari-hari.
b. Bantu pasien untuk mengidentifikasi stresor spesifik dan kemungkinan strategi untuk mengatasinya.
R/:    Pengenalan terhadap stressor adalah langkah pertama dalam mengubah respon seseorang terhapa stresor.
c. Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan partisipasi maksimum dalam rencana pengobatan.
R/:    Keterlibatan memberikan pasien rasa kontrol diri yang berkelanjutan, memperbaiki keterampilan koping dan dapat meningkatkan kerjasama dalam regimen terapeutik.
d. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan perubahan hidup yang perlu.
R/:    Perubahan yang perlu harus diprioritaskan secara realistik untuk menghindari rasa tidak menentu dan rasa tidak berdaya.
5. Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit dan program terapeutik.
a. Kaji ulang patologi, prognosis dan harapan yang akan datang.
R/:    Memberikan dasar pengetahuan di mana pasien dapat membuat pilihan informasi.
b. Buat daftar aktivitas di mana pasien dapat melakukannya secara mandiri dan yang mana memerlukan bantuan.
R/:    Penyusunan aktivitas sekitar kebutuhan dan yang memerlukan bantuan.
c. Identifikasi tanda/gejala yang memerlukan evaluasi medic.
R/:    Intervensi cepat dapat mencegah komplikasi serius.

D. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan pada pasien dengan kanker tulang meliputi:
1. Mampu mengontrol nyeri
a. Memanfaatkan teknik pengontrolan nyeri termasuk obat yang diresepkan.
b. Tidak mengalami nyeri atau mengalami pengurangan nyeri saat istirahat, selama menjalankan aktivitas sehari-hari.
2. Tidak mengalami patah tulang patologik
a. Menghindari stress pada tulang yang lemah.
b. Mempergunakan alat bantu dengan aman.
c. Memperkuat ekstremitas yang sehat.
3. Memperlihatkan konsep diri yang positif
a. Memperlihatkan kepercayaan diri pada kemampuannya.
b. Memperlihatkan penerimaan perubahan citra diri
c. Memperlihatkan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari.
4. Memperlihatkan pola penyelesaian masalah yang efektif
a. Mengemukakan perasaannya dengan kata-kata.
b. Mengidentifikasi kekakuan dan kemampuannya.
c. Membuat keputusan.
d. Meminta bantuan bila perlu.
5. Berpartisipasi dalam perawatan kesehatan berkelanjutan.
a. Mematuhi regimen yang ditentukan (misal menelan setiap obat yang diresepkan, tetap menjalankan terapi fisik dan okupasi).
b. Menyetujui perlunya supervisi kesehatan jangka panjang.
c. Rajin memenuhi janji perawatan kesehatan tindak lanjut.
d. Melaporkan bila ada gejala atau komplikasi.














BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
 Terdapat 2 macam kanker tulang, yaitu:   
1. Kanker tulang metastatik atau kanker tulang sekunder: kanker dari organ lain yang menyebar ke tulang, jadi kankernya bukan berasal dari tulang. Contohnya adalah kanker paru yang menyebar ke tulang, di mana sel-sel kankernya menyerupai sel paru dan bukan merupakan sel tulang.
2. Kanker tulang primer: merupakan kanker yang berasal dari tulang.
Yang termasuk ke dalam kanker tulang primer adalah:
a. Mieloma multiple
b. Osteosarkoma
c. Fibrosarkoma dan histiositoma fibrosa maligna
d. Kondrosarkoma
e. Tumor Ewing
f. Limfoma tulang maligna
Penatalaksanaan pada pasien dengan kanker tulang terdiri dari pembedahan, kemoterapi, radioterapi, bioterapi atau terapi kombinasi.






DAFTAR PUSTAKA

Gale, Danielle. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC.

Otto, Shirley E. 2003. Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC.

Nettina, Sandra M. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC.

Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com

Sponsor