DOKUMENTASI
KHUSUS
(Dokumentasi
Populasi Khusus)
1. DOKUMENTASI
POPULASI ANAK
Pendekatan keperawatan pada anak berfokus pada masalah pertumbuhan dan perkembangan anak. Pendokumentasian semua askep bioppsikososial dan spiritual pada anak, berpedoman pada penkajian, rumusan diagnosa (sesuai dengan tingkat perkembangan fisik ), psikologis dan emosionl anak. Selain itu, diperlukan pengkajian keluarga, orang tua, orang yang berpengaruh lainnya, dan pengkajian terhadap kegiatan anak bermain. Dokumentasi ini menggunakan alat pengkajian dan pencatatan yang menrefleksikan tingkat perkembangan, vadilasi data anak, dan keluhan umum. Perawat harus melakukan diagnosa keperawatan yang tepat dalam mencatat semua intervensi dengan menggunakan lembar alur.
a.
Faktor - faktor dalam merawat klien
pediatrik
Pasien pediatric
merupakan tantangan khusus bagi perawat. Banyak klien pediatric yang tidak
dapat mengkomunikasikan kebutuhannya atau mengungkapkan rasa nyeri. Perawat
harus sangat sensitif terhadap bentuk – bentuk komunikasi nonverbal, seperti
tangisan, posisi tubuh, dan kontak mata, ketidakmampuan bayi untuk
berkomunikasi berarti perawat harus mengantisipasi kebutuhan anak. Di unik
perawatan pediatric., kesalahan pemberian obat dapat mengancam kehidupan anak. Gangguan
keseimbangan asam basa atau elektrolit dan dehidrasi dapat mengubah efek obat. kecelakaan
merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada anak. Anak beresiko
lebih besar terhadap cedera akibat luka baker atau jatuh.
b.
Pedoman untuk berkomunikasi dengan
anak
Ø
Usia 0 – 1 tahun
a) Gendong,
timang dan berbicara dengan bayi, terutama ketika ia sedang marah atau
ketakutan.
b) Gunakan
suara lembut dan pelan
c) Dekati
bayi dengan perlahan dan hindari gerakan yang menakutkan.
Ø
Usia 2 – 5 tahun
a) Berikan
instruksi yang singkat dan jelas
b) Izinkan
anak untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan ( jika perlu )
c) Bersikap
jujur dan beritahu anak jika prosedur itu menyakitkan
Ø
Usia 6 – 12 tahun
a) Libatkan
anak dalam diskusi bersana orang tua
b) Beri
kesempatan pada anak untuk berpartisipasi melalui bermain peran atau mendongeng.
c) Izinkan
anak untuk memilih hadiah yang akan diterimanya setelah pelaksanaan prosedur.
Ø
Remaja
a) Beri
kesempatan untuk mewawancarai anak tanpa kehadiran orang tua
b) Pertahankan
sikap yang tidak menghakimi
c) Gunakan
pertanyaan terbuka dan teknik pengulangan.
c. Berkomunikasi
dengan anak dan keluarga
Karena
keluarga bertindak sebagai system pendukung anak, mereka harus diperlakukan
sebagai satu kesatuan. Untuk itu, menciptakan kominikasi dengan semua anggota
keluarga merupakan hal yang esensial. Komunikasi efektif adalah kominikasi yang
jelas, konsisten, dan sering. Strategi yang dapat digunakan untuk mempermudah pengambilan
riwayat keperawatan dan menbuat hubunga terapeutik dengan keluarga : Sebelum
interaksi, tentukan siapa yang akan diwawancarai.
Pilih tempat yang tenang dan pribadi untuk melakukan wawancara Melalui wawncara dengan memperkenalkan diri perawat pada anak dan keluarga. Jelaskan alasan dan lamanya wawancara, serta dapatkan izin verba untuk melanjutkan. Gunakan teknik pertanyaan terbuka untuk mengarahkan dari sesi tersebut. Libatkan anak dengan pertanyaan yang sesuai usia untuk menunjukka ketertarikan pada anak. Gunakan teknik komunikasi terpeutik ( mis : teknik diam ) dan mendengar aktif .Tunjukkan empati, ketulusan dan perhatian untuk membentuk rasa percaya .Observasi petunjuk nonverbal, seperti ekspresi wajah dan postur tubuh.
Pilih tempat yang tenang dan pribadi untuk melakukan wawancara Melalui wawncara dengan memperkenalkan diri perawat pada anak dan keluarga. Jelaskan alasan dan lamanya wawancara, serta dapatkan izin verba untuk melanjutkan. Gunakan teknik pertanyaan terbuka untuk mengarahkan dari sesi tersebut. Libatkan anak dengan pertanyaan yang sesuai usia untuk menunjukka ketertarikan pada anak. Gunakan teknik komunikasi terpeutik ( mis : teknik diam ) dan mendengar aktif .Tunjukkan empati, ketulusan dan perhatian untuk membentuk rasa percaya .Observasi petunjuk nonverbal, seperti ekspresi wajah dan postur tubuh.
d. Resiko
hukum perawatan pediatric
Perawat
yang merawat pasien pediatrik diharuskan memiliki standar keperawatan dan
keterampilan yang lebih tinggi karena pasien mudah memerlukan lebih banyak
perhatian ( calloway, 1986 ). Karena pasien – pasien ini tidak bisa menjaga
diri sendiri, maka mereka mengandalkan ( perawat ) untuk mengantipasi,
mendeteksi, mendokumentasikan, dan bahkan mengomunikasikan tanda – tanda samar
penyakit yang mengancam atau yang menyebabkan komplikasi. Bagi perawat, istilah
perlindungan diri, berarti “semakin kecil usia pasien, semakin besar resikonya”
( Greve, 1990 )
2. DOKUMENTASI
POPULASI LANSIA
Ligkup
dokumentasi ini meliputi perawatan yang diberikan di rumah sakit, di rumah, dan
di masyarakat. Dokumentasi populasi melakukan praktik keperawatan untuk
mengatasi pasien yang butuh penanganan pasien. Dokimentasi orang lanjut usia
meliputi : perawatan lansia yang sehat, lansia yang perlu perawatan akut dan
lansia yang perlu perawatan lama. Dalam pelaksanaannya dokumentasi ini
menggunakan pendekatan proses keperawatan, khususnya dalam melakukan pencatatan
tentang perawatan lanjut usia. Beberapa hal yang perlu dicatat antara lain :
perubahan fisik, psikologis ( dalam kemempuan fungsional ), masalah pasien,
ringkasan medik, aktifitas keperawatn, komunikasi dengan anggota keluarga atau
orang yang dianggap penting.
3. DOKUMENTASI
POPULASI PERINATAL
Dokumentasi
ini meliputi dokumentasi pada perawatan ibu, janin, bayi, bayi baru lahir dan
keluarga. Dokumentasi perinatal meliputi dokumentasi anatenal, dokumentasi
intranatal dan dokumentasi pascanatal. Fokus dokumentasi diarahkan pada
pendidikan kesehatan, pencegahan cedera dan pemulihan kesehatan.
a) Dokumentasi
antanatal
Dokumentasi
antanatal merupakan dokumentasi proses keperawatan pada masa kehamilan. Unsur
dokumentasi antenatal yang paling penting adalah riwayat kesehatan
komprehensif, antara lain: identities pasien, informasi penyakit sebelumnya,
kehamilan sebelumnya, riwayat keluarga yang relevan, pemeriksaan fisik secara
lengkap, respon psikososial terhadap kehamilan, riwayat penyakit ibu yang
mempengaruhi janin dan riwayat pengobatan ibu terhadap janin.
b) Dokumentasi
intranatal
Dokumentasi
intranatal merupakan dokumentasi proses keperawatan selama terjadinya proses
kelajiran. Fokus pengkajian dokumentasi ini meliputi saat masuk rumah sakit,
asuhan keperawatan ibu, janin dan bayi baru lahir, pengkajian lanjutan dan
pendidikan kesehatan. Semua ini merupakan unsur yang harus ada dalam pencatatan
dokumentasi intranatal.
Untuk ke efektifas penulisan dokumentasi intranatal, pencatatan mencakup data spesifik yaitu keadaan fisik dan emosi, catatan penting selamam diruang bersaling, pengkajian lanjutan. Catatan ini harus meliputi standar keperawatan dan prosedur yang telah ditetapkan.
Untuk ke efektifas penulisan dokumentasi intranatal, pencatatan mencakup data spesifik yaitu keadaan fisik dan emosi, catatan penting selamam diruang bersaling, pengkajian lanjutan. Catatan ini harus meliputi standar keperawatan dan prosedur yang telah ditetapkan.
4. DOKUMENTASI
POPULASI PSIKIATRI
Dokumentasi
populasi psikiatri mencakup kedaruratan akut, perawatan jangka panjang, rawat
jalan, dan perawatan di rumah. Dalam dokumentasi ini focus pengkajian adalah
riwayat biopsikososial, spiritual, dan cultural untuk mencapai dokumentasi
populasi psikiatri yang efektif. Data – data yang telah di kumpulkan harus
mencakup : tingkat perkembangan, proses berfikir, tingkat ansietas, mekanisme
pertahana diri, tingkat harga diri, orentasi realitas, pola komunikasi
keluarga, dan gaya hidup. Masalah dokumentasi yang umum sering terjadi dalam
perawatan psikiatrik : Gagal untuk mencegah bahaya pada diri sendiri atau orang
lain Mis :Perilaku bunuh diri atau kekerasan Pulang paksa Penolakan terhadap pengobatan
Melarikandiri
DAFTAR
PUSTAKA
Hidayat, A.Aziz
Alimul,S.Kep.2001. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta, EGC.
Iyer, Patricia W,Camp H. Nancy.2004. Dokumentasi Keperawatan : suatu pendekatan proses keperawatan , Edisi 3. Jakarta, EGC.
Iyer, Patricia W,Camp H. Nancy.2004. Dokumentasi Keperawatan : suatu pendekatan proses keperawatan , Edisi 3. Jakarta, EGC.
0 komentar:
Posting Komentar